Faktor utama yang mempengaruhi modal kerja adalah sebagai berikut:

(1) Sifat bisnis:

Kebutuhan modal kerja tergantung pada sifat bisnis. Sifat bisnis biasanya terdiri dari dua jenis: Bisnis Manufaktur dan Bisnis Perdagangan. Dalam kasus bisnis manufaktur dibutuhkan banyak waktu dalam mengubah bahan mentah menjadi barang jadi. Oleh karena itu, modal tetap diinvestasikan untuk waktu yang lama dalam bahan mentah, barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi.

Konsekuensinya, diperlukan lebih banyak modal kerja. Sebaliknya, dalam kasus bisnis perdagangan, barang dijual segera setelah pembelian atau terkadang penjualan terpengaruh bahkan sebelum pembelian itu sendiri. Oleh karena itu, modal kerja yang dibutuhkan sangat sedikit. Apalagi untuk usaha jasa, modal kerjanya hampir nihil karena tidak ada stok.

Sumber Gambar : payablesplace.ardentpartners.com/wp-content/uploads/2013/06/000×500.jpg

(2) Skala Operasi:

Ada hubungan langsung antara modal kerja dan skala operasi. Dengan kata lain, lebih banyak modal kerja dibutuhkan untuk organisasi besar sementara modal kerja lebih sedikit dibutuhkan untuk organisasi kecil.

(3) Siklus bisnis:

Kebutuhan modal kerja dipengaruhi oleh berbagai tahapan siklus bisnis. Selama periode boom, permintaan akan suatu produk meningkat dan penjualan juga meningkat. Oleh karena itu, dibutuhkan lebih banyak modal kerja. Sebaliknya, selama periode depresi, permintaan menurun dan itu mempengaruhi produksi dan penjualan barang. Oleh karena itu, dalam situasi seperti itu, modal kerja yang dibutuhkan lebih sedikit.

(4) Faktor Musiman:

Beberapa barang diminta sepanjang tahun sementara yang lain memiliki permintaan musiman. Barang-barang yang permintaannya seragam sepanjang tahun produksi dan penjualannya terus-menerus. Konsekuensinya, perusahaan semacam itu membutuhkan sedikit modal kerja.

Di sisi lain, beberapa barang memiliki permintaan musiman tetapi barang yang sama diproduksi hampir sepanjang tahun sehingga pasokannya tersedia saat diminta.

Perusahaan semacam itu harus memelihara persediaan bahan mentah dan produk jadi dalam jumlah besar sehingga mereka membutuhkan modal kerja dalam jumlah besar untuk tujuan ini. Pabrik wol adalah contoh yang bagus untuk itu.

(5) Siklus Produksi:

Siklus produksi berarti waktu yang terlibat dalam mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Semakin lama periode ini, semakin banyak waktu di mana modal tetap diblokir dalam bahan mentah dan produk semi-manufaktur.

Dengan demikian, lebih banyak modal kerja akan dibutuhkan. Sebaliknya, di mana periode siklus produksinya sedikit, modal kerja yang dibutuhkan juga lebih sedikit.

(6) Kredit Diizinkan:

Perusahaan yang menjual barang dengan pembayaran tunai membutuhkan modal kerja yang kecil tetapi perusahaan yang memberikan fasilitas kredit kepada pelanggan membutuhkan lebih banyak modal kerja.

(7) Kredit Tersedia:

Jika bahan baku dan masukan lainnya mudah tersedia secara kredit, modal kerja yang dibutuhkan lebih sedikit. Sebaliknya, jika hal-hal ini tidak tersedia secara kredit maka untuk melakukan pembayaran tunai dengan cepat diperlukan modal kerja yang besar.

(8) Efisiensi Operasi:

Efisiensi operasi berarti menyelesaikan berbagai operasi bisnis secara efisien. Efisiensi operasi setiap organisasi kebetulan berbeda.

Beberapa contohnya adalah: (i) mengubah bahan baku menjadi barang jadi paling awal, (ii) menjual barang jadi dengan cepat, dan (iii) mendapatkan pembayaran dari debitur dengan cepat. Perusahaan yang memiliki efisiensi operasi yang lebih baik harus berinvestasi lebih sedikit pada saham dan debitur.

Oleh karena itu, membutuhkan modal kerja yang lebih sedikit, sedangkan kasusnya berbeda dengan perusahaan dengan efisiensi operasi yang kurang.

(9) Ketersediaan Bahan Baku:

Ketersediaan bahan baku juga mempengaruhi jumlah modal kerja. Jika perusahaan menggunakan bahan baku yang tersedia dengan mudah sepanjang tahun, maka modal kerja yang dibutuhkan lebih sedikit, karena tidak perlu menyimpan dalam jumlah besar.

Sebaliknya, jika perusahaan menggunakan bahan mentah yang hanya tersedia pada bulan-bulan tertentu dalam setahun, sedangkan untuk produksi terus-menerus diperlukan sepanjang tahun, maka persediaan dalam jumlah besar akan tersedia. Dalam keadaan seperti itu, lebih banyak modal kerja akan dibutuhkan.

(10) Prospek Pertumbuhan:

Pertumbuhan berarti perkembangan skala operasi bisnis (produksi, penjualan, dll). Organisasi yang memiliki kemungkinan pertumbuhan yang cukup membutuhkan lebih banyak modal kerja, sedangkan kasusnya berbeda dengan perusahaan dengan prospek pertumbuhan yang lebih sedikit.

(11) Tingkat Persaingan:

Tingkat persaingan yang tinggi meningkatkan kebutuhan akan modal kerja yang lebih banyak. Untuk menghadapi persaingan, stok yang lebih banyak diperlukan untuk pengiriman cepat dan fasilitas kredit untuk jangka waktu yang lama harus disediakan.

(12) Inflasi:

Inflasi berarti kenaikan harga. Dalam situasi seperti itu diperlukan lebih banyak modal daripada sebelumnya untuk mempertahankan skala produksi dan penjualan sebelumnya. Oleh karena itu, dengan meningkatnya tingkat inflasi, ada peningkatan modal kerja yang sesuai.

Ujian CPA Arkansas dan Persyaratan Lisensi

Ujian CPA Arkansas dan Persyaratan Lisensi

Ujian CPA Arkansas Lisensi Akuntan Publik Bersertifikat Arkansas (CPA) adalah izin resmi yang dikeluarkan oleh Dewan Akuntan Publik Arkansas State untuk berpraktik sebagai CPA. Arkansas memiliki protokol lisensi khusus yang mengharuskan Anda memenuhi…

Read more