Komite untuk meninjau kerja sistem moneter yang dipimpin oleh S. Chakravarty menyampaikan laporannya kepada RBI pada bulan April 1985. Rekomendasi utamanya adalah sebagai berikut:

  1. Komite menekankan perlunya mengejar stabilitas harga sebagai tujuan utama kebijakan moneter. Komite menunjukkan bahwa faktor utama yang menyebabkan peningkatan jumlah uang beredar yang sangat besar adalah kredit RBI kepada pemerintah.

Sumber Gambar : camh.ca/en/research/M_Chakravarty.jpg

  1. Panitia mengusulkan perubahan definisi defisit anggaran. Defisit anggaran Pemerintah Pusat diukur dari peningkatan tagihan perbendaharaan negara. Menurut pendapat Komite, ini melebih-lebihkan besarnya dampak moneter dari operasi fiskal karena tidak ada perbedaan yang dibuat antara penyerapan surat utang negara dan peningkatan penahanan surat utang oleh RBI.
  2. Komite berpendapat bahwa bank harus memiliki kebebasan yang lebih besar dalam menentukan suku bunga pinjamannya. Selanjutnya, Komite sangat merasa bahwa suku bunga lunak sebagai perangkat redistributif harus digunakan dengan cara yang sangat selektif.
  3. Komite tidak menyetujui kelanjutan kredit tunai sebagai bentuk utama dari kredit bank. Menurutnya, langkah-langkah tertentu harus dilakukan untuk mendorong pinjaman dan tagihan keuangan bentuk kredit bank. Ditekankan juga pentingnya sistem penyaluran kredit di bidang pinjaman sektor prioritas.

Rekomendasi utama dari Komite Chakravarty telah diterima dan dilaksanakan. Pemerintah menerima definisi defisit anggaran yang dimodifikasi seperti yang disarankan oleh komite.

Itu juga menerima pengaturan target moneter keseluruhan dengan umpan balik untuk memungkinkan perubahan target di sebelah kanan tren yang muncul dalam output dan harga. Pemerintah juga telah menerima rekomendasi komite untuk mengembangkan surat utang negara sebagai instrumen moneter dengan suku bunga fleksibel yang memungkinkan perbankan mengelola likuiditas jangka pendeknya dengan lebih baik.

Ini telah menerima rekomendasi komite untuk revisi ke atas dari hasil sekuritas pemerintah ditambah dengan pemendekan jatuh tempo untuk menarik dana dari pasar modal.

CRR (Cash Reserve Ratio) yang merupakan satu-satunya instrumen pengendalian moneter yang efektif di India tidak lagi diandalkan untuk memerangi inflasi. Pemerintah harus menyadari bahwa kebijakan moneter merupakan instrumen utama dalam pengendalian inflasi.

Days Inventory Outstanding (DIO)

Days Inventory Outstanding (DIO)

Days Inventory Outstanding mengacu pada rasio keuangan yang menghitung rata-rata jumlah hari persediaan yang dimiliki perusahaan sebelum menjualnya ke pelanggan, sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang biaya penyimpanan dan kemungkinan alasan keterlambatan penjualan…

Read more