Langkah-langkah penting untuk meningkatkan produktivitas adalah sebagai berikut:

  1. Implementasi Landreform:

Upaya-upaya khusus harus dilakukan oleh Pemerintah Negara Bagian untuk mengimplementasikan undang-undang reformasi pertanahan secara paksa sehingga slogan ‘tanah untuk penggarap* diterjemahkan ke dalam praktik. Kecuali ini dilakukan, penggarap tidak akan memiliki insentif untuk berinvestasi di tanah dan mengadopsi teknik pertanian baru. Oleh karena itu, land reform adalah kebutuhan pertama dan utama.

Gambar milik: workingmomsonly.com/wp-content/uploads/2012/03/Increasing-Productivity.png

  1. Pengelolaan Terpadu Sumber Daya Tanah dan Air:

Total wilayah geografis negara ini adalah 328,7 juta hektar, dimana hanya 264,0 juta hektar yang berpotensi untuk produksi biotik. Dari jumlah tersebut, ‘tanah terlantar’ mencapai 79,5 juta hektar dan hanya tersisa 184,5 juta hektar. Namun, bahkan daerah ini tidak dapat dianggap sehat. Hal ini membuktikan urgensi kebijakan pengelolaan terpadu dan efisien yang diarahkan pada pemanfaatan sumber daya lahan dan air yang lebih baik.

  1. Bibit Unggul:

Bibit unggul dapat berperan penting dalam meningkatkan produktivitas. Hal ini telah banyak dibuktikan oleh pengalaman banyak negara dan juga dengan penggunaan varietas gandum unggul di Punjab, Haryana dan Western Uttar Pradesh di negara kita sendiri. Petani juga harus dididik dalam metode penyemaian, pemasakan dan pengairan varietas baru benih unggul.

  1. Irigasi:

Penggunaan benih dan pupuk yang lebih baik membutuhkan fasilitas irigasi yang tepat. Irigasi juga dapat memungkinkan penanaman ganda di sejumlah area dan karenanya meningkatkan produktivitas.

  1. Perlindungan Tanaman:

Ilmuwan pertanian memperkirakan bahwa sekitar 5 persen tanaman dirusak oleh serangga, hama dan penyakit. Sebagian besar petani di pedesaan tidak mengetahui obat-obatan dan insektisida yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh penyakit dan serangga ini. Pemerintah harus memiliki staf teknis sendiri untuk melakukan penyemprotan pestisida dan insektisida.

  1. Pemberian Kredit dan Fasilitas Pemasaran:

Penggunaan varietas benih, pupuk, pestisida, insektisida, mesin pertanian dan fasilitas irigasi yang lebih baik, semuanya membutuhkan sumber daya uang yang besar yang biasanya tidak dimiliki oleh petani kecil. Oleh karena itu, sektor koperasi kredit perlu diperkuat dan dibebaskan dari cengkeraman pemilik tanah besar.

Total produksi biji-bijian meningkat dari 50,8 juta ton pada tahun 1950-51 menjadi 234,47 juta ton pada tahun 2008-09. Produksi biji-bijian makanan menurun menjadi 218,11 juta ton selama tahun 2009 10 karena musim kemarau yang panjang di berbagai bagian negara pada tahun 2009.

Sesuai perkiraan awal kedua yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian pada tanggal 9 Februari 2011, produksi biji-bijian makanan selama 2010-11 diperkirakan sebesar 232,07 juta ton dibandingkan dengan 218,11 juta ton pada tahun 2009-10.

Pada kelompok biji-bijian bukan makanan, rami dan kapas menunjukkan perkembangan yang lambat. Produksi biji minyak meningkat dari 12,7 juta ton pada tahun 1987-88 menjadi 24,7 juta ton pada tahun 1998-99. Itu turun menjadi 15,1 juta ton pada 2002-03 tetapi kemudian berfluktuasi sekitar 25 juta ton pada periode berikutnya.

Peningkatan hasil panen yang signifikan telah menghasilkan tingkat pertumbuhan produksi kapas yang meningkat dari 2,80 persen selama tahun 1980-an menjadi 13,58 persen per tahun selama tahun 2000-10.

Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter

Apa itu Kebijakan Moneter ? Kebijakan moneter mengacu pada langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral suatu negara untuk mengendalikan jumlah uang beredar untuk stabilitas ekonomi. Misalnya, pembuat kebijakan memanipulasi sirkulasi uang untuk meningkatkan…

Read more