Artikel ini memberikan informasi tentang arah Perdagangan Luar Negeri India!

Arah perdagangan luar negeri berarti negara-negara tujuan ekspor barang-barang India dan negara-negara dari mana India mengimpor. Jadi arah terdiri dari tujuan ekspor dan sumber impor kita. Sebelum Kemerdekaan kami ketika India berada di bawah kekuasaan Inggris, banyak perdagangan kami dilakukan dengan Inggris.

Gambar milik: nationofimmigrators.com/India%20-%20Americans.jpg

Oleh karena itu, Inggris pernah menempati posisi pertama dalam perdagangan luar negeri India. Namun, setelah Kemerdekaan, hubungan dagang baru terjalin. Kini AS telah muncul sebagai mitra dagang terpenting diikuti oleh Jerman, Jepang dan Inggris. India juga melakukan upaya peningkatan ekspor ke negara lain juga searah dengan ekspor dan impor India.

Pangsa tujuan utama ekspor dan sumber impor India selama 2009-10 (April-September) masing-masing diberikan dalam Gambar 3.6 dan 3.7:

Selama periode 2009-10 (April-September), pangsa wilayah Asia dan ASEAN yang terdiri dari negara-negara Asia Selatan, Asia Timur, Timur Tengah dan Teluk menyumbang 55,0 persen dari total ekspor India. Bagian Eropa dan Amerika dalam ekspor India masing-masing mencapai 21,4 persen dan 15,3 persen dimana negara-negara UE (27) terdiri dari 20,0 persen. Selama periode tersebut Uni Emirat Arab (14,4 persen) telah menjadi negara tujuan ekspor terpenting diikuti oleh Amerika Serikat (11,5 persen), China (5,1 persen), Hong Kong (4,5 persen), Singapura (4,3 persen) , Belanda (3,7 persen), Inggris (3,7 persen), Jerman (3,1 persen), Arab Saudi (2,7 persen) dan Belgia (2,1 persen).

Asia dan ASEAN menyumbang 61,3 persen dari total impor India selama periode tersebut diikuti oleh Eropa (19,1 persen) dan Amerika (9,4 persen). Di antara masing-masing negara, pangsa China mencapai tertinggi (12,0 persen) diikuti oleh AS (6,0 persen), UEA (6,0 persen), Arab Saudi (5,5 persen), Iran (4,5 persen), Swiss (4,4 persen). persen), Jerman (3,8 persen), Kuwait (2,9 persen), Nigeria (2,5 persen), dan Irak (2,3 persen).

Impor Barang Sensitif selama 09 April – 09 September:

Total impor barang sensitif untuk periode April-September 2009-10 adalah Rs 29.256,29 crore dibandingkan dengan Rs 21.186,61 crore selama periode yang sama tahun lalu sehingga menunjukkan peningkatan sebesar 38,1%. Impor bruto semua komoditas selama periode yang sama tahun ini adalah Rs 7.90.644 crore dibandingkan dengan Rs 6.05.075 crore pada periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian impor barang sensitif masing-masing sebesar 2,7% dan 4,8% dari impor bruto tahun lalu dan tahun berjalan.

Impor mobil, kapas dan sutera, produk minuman beralkohol SSI dan biji-bijian makanan telah menunjukkan penurunan pada tingkat kelompok secara luas selama periode tersebut. Impor semua barang lainnya, yaitu minyak goreng, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran (termasuk kacang-kacangan), karet, rempah-rempah, marmer dan granit, teh dan kopi, serta susu dan produk susu telah menunjukkan peningkatan selama periode referensi.

Di segmen minyak nabati, impor meningkat dari Rs 6.265,69 crore tahun lalu menjadi 1.831,43 crore untuk periode yang sama tahun ini. Impor minyak goreng mentah maupun minyak olahan naik masing-masing sebesar 97% dan 55%. Peningkatan impor minyak nabati terutama disebabkan oleh peningkatan impor minyak sawit mentah dan fraksinya yang cukup besar.

Impor barang-barang sensitif dari Indonesia, Myanmar, Brazil, Malaysia, Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Ukraina, Argentina, Australia, Benin, Guinea Bissau, dll, meningkat sedangkan dari China PRP, Korea RP, Jerman , Thailand, Cote D’ Ivoire, Czech Republic, dll., telah menunjukkan penurunan.

Piutang Usaha

Piutang Usaha

Pengertian Piutang Usaha Piutang usaha adalah uang yang terhutang kepada bisnis oleh klien yang bisnisnya telah memberikan layanan atau mengirimkan produk tetapi belum mengumpulkan pembayaran. Mereka dikategorikan sebagai aset lancar di neraca sebagai…

Read more