Beberapa gaya kepemimpinan yang utama adalah sebagai berikut: 1. Gaya Autocratic atau Authoritative 2. Gaya Democratic 3. Gaya Free Rein atau Laissez Fair.

Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku khas yang diterapkan oleh pemimpin untuk mempengaruhi pengikutnya atau memimpin orang-orangnya. Seorang eksekutif harus memimpin berbagai jenis bawahan dan harus mengadopsi gaya yang berbeda untuk memimpin mereka di tempat kerja sesuai dengan situasi.

Gaya kepemimpinan didasarkan pada jenis kontrol yang dilakukan pemimpin pada kelompok dan perilaku mereka.

1. Gaya Otokratis atau Otoritatif:

Ini juga dikenal sebagai gaya yang berpusat pada pemimpin. Di bawah gaya kepemimpinan ini terdapat sentralisasi otoritas yang lengkap pada pemimpin yaitu, otoritas terpusat pada pemimpin itu sendiri. Dia memiliki semua kekuatan untuk mengambil keputusan. Dia merancang beban kerja karyawannya dan melakukan kontrol ketat terhadap mereka. Bawahan terikat untuk mengikuti perintah dan arahannya.

Keuntungan:

(i) Gaya kepemimpinan otokratis memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat.

(ii) Ini memberikan motivasi dan kepuasan yang kuat kepada para pemimpin yang mendikte persyaratan.

(iii) Gaya ini dapat memberikan hasil yang lebih baik bila diperlukan kecepatan tinggi.

Kekurangan:

(saya) Ini mengarah pada frustrasi, moral rendah dan konflik di antara bawahan,

(ii) Bawahan cenderung melalaikan tanggung jawab dan inisiatif.

2. Gaya Demokratis:

Di bawah gaya ini, seorang pemimpin mendesentralisasikan dan mendelegasikan otoritas tinggi kepada bawahannya. Dia membuat keputusan akhir hanya setelah berkonsultasi dengan bawahan. Saluran komunikasi dua arah digunakan. Sambil mendelegasikan banyak otoritas kepada bawahan, dia menentukan batasan di mana orang dapat berfungsi. Pemimpin demokratis memiliki kepedulian yang tinggi terhadap orang dan pekerjaan.

Keuntungan:

(i) Pertukaran ide antara bawahan dan pemimpin meningkatkan kepuasan kerja dan moral bawahan.

(ii) Nilai-nilai kemanusiaan mendapatkan pengakuan yang semestinya yang mengembangkan sikap positif dan mengurangi resistensi terhadap perubahan.

(iii) Tingkat ketidakhadiran tenaga kerja dan perputaran tenaga kerja berkurang.

(iv) Kualitas keputusan ditingkatkan.

Kekurangan:

(i) Gaya kepemimpinan demokratis memakan waktu dan dapat mengakibatkan keterlambatan dalam pengambilan keputusan.

(ii) Kurang efektif jika partisipasi dari bawahan hanya untuk kepentingan nama.

(iii) Berkonsultasi dengan orang lain saat membuat keputusan bertentangan dengan kemampuan pemimpin untuk mengambil keputusan.

3. Gaya Free Rein atau Laissez Fair:

Di bawah gaya ini, seorang manajer memberikan kebebasan penuh kepada bawahannya. Seluruh otoritas pengambilan keputusan dipercayakan kepada mereka. Ada sedikit intervensi oleh pemimpin sehingga kelompok beroperasi sepenuhnya dengan sendirinya. Ada aliran komunikasi bebas. Dalam gaya ini, manajer tidak menggunakan kekuasaan tetapi mempertahankan hubungan dengan mereka. Bawahan harus melatih pengendalian diri. Gaya ini membantu bawahan untuk mengembangkan kepribadian yang mandiri.

Keuntungan:

(i) Berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan moral bawahan.

(ii) Memberikan kesempatan untuk berinisiatif kepada bawahan.

(iii) Ruang lingkup maksimum yang mungkin untuk pengembangan bawahan.

Kekurangan:

(i) Di bawah gaya kepemimpinan ini, tidak ada kepemimpinan sama sekali.

(ii) Bawahan tidak mendapatkan bimbingan dan dukungan dari pimpinan.

(iii) Bawahan dapat bergerak ke arah yang berbeda dan dapat bekerja dengan tujuan silang yang dapat menimbulkan masalah bagi organisasi.

Gaya kepemimpinan kendali bebas mungkin tepat ketika bawahan terlatih dengan baik, berpengetahuan tinggi, memiliki motivasi diri dan siap untuk memikul tanggung jawab.

Exchange Traded Funds (ETF)

Exchange Traded Funds (ETF)

Definisi Exchange Traded Funds (ETF). Dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) adalah bundel sekuritas yang mereplikasi kinerja indeks pasar saham, komoditas, sektor, atau aset yang mendasarinya. ETF dapat dibeli atau dijual melalui bursa…

Read more