Di bawah kepemimpinan, bawahan dimotivasi sedemikian rupa sehingga mereka mulai mengikuti pemimpin setelah terkesan dengan perilakunya. Dengan cara ini, dengan bantuan bawahan, tujuan perusahaan dapat dengan mudah dicapai.

Gambar Istimewa : staffingpowerusa.files.wordpress.com/2012/09/shutterstock_2666132.jpg

Metode yang dengannya seorang manajer menetapkan pengaruhnya terhadap bawahannya disebut gaya kepemimpinan. Manajer yang berbeda dapat memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda.

Misalnya, gaya kepemimpinan seorang manajer bisa berdasarkan cinta; sementara manajer lain mungkin memiliki gaya kepemimpinan mendapatkan pekerjaan dengan bantuan paksaan; masih ada manajer lain yang mencoba mendapatkan kerja sama dari orang lain dengan bantuan gaya campuran.

Harus dijelaskan bahwa seorang manajer yang menyelesaikan pekerjaan dengan cinta akan tetap tabah dalam semua situasi karena dia harus memimpin kelompok manusia dan kelompok itu mencakup semua jenis individu.

Kadang-kadang pekerjaan harus diselesaikan di bawah tekanan, tetapi metode yang paling sering dia gunakan disebut gaya kepemimpinannya. Berikut ini adalah jenis utama gaya kepemimpinan:

(1) Gaya Kepemimpinan Otokratis

(2) Gaya Kepemimpinan Demokratis

(3) Gaya Kepemimpinan Laissez-faire

(4) Gaya Kepemimpinan Otokratis

Gaya ini juga dikenal sebagai gaya yang berpusat pada pemimpin. Di bawah gaya ini, pemimpin menjaga agar semua otoritas terpusat di tangannya dan bawahan harus melakukan pekerjaan persis sesuai perintahnya. Jika ada karyawan yang ceroboh dalam kinerja pekerjaannya, dia dihukum.

Pemimpin tidak mendesentralisasi otoritasnya karena takut kehilangan kepentingannya. Konsekuensinya, tanggung jawab atas berhasil atau tidaknya manajemen tetap berada pada manajer.

Karakteristik

Berikut ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis:

(i) Otoritas Terpusat:

Dalam gaya ini, seorang manajer tidak siap membagi wewenang dan tanggung jawabnya dengan orang lain. Konsekuensinya, semua kewenangan pelaksanaan pekerjaan tetap terpusat.

(ii) Keputusan pria lajang:

Dalam gaya kepemimpinan ini, manajer sendiri yang mengambil semua keputusan. Dia menerima begitu saja bahwa dia tidak membutuhkan individu lain.

(aku aku aku) Kesalahpahaman tentang Karyawan:

Manajer adalah korban dari pemikiran bahwa karyawan tidak bekerja jika dimotivasi oleh cinta dan mereka membutuhkan kontrol yang keras. Didorong oleh pemikiran ini, para manajer mengambil bantuan dari gaya kepemimpinan terpusat.

(iv) Hanya Komunikasi Ke Bawah:

Pemikiran dan saran karyawan tidak ada artinya dalam gaya kepemimpinan ini. Oleh karena itu, komunikasinya hanya ke bawah yang artinya para manajer hanya menyampaikan ide-ide mereka tetapi tidak mendengarkan ide-ide karyawan.

Keuntungan

Gaya kepemimpinan otokratis memiliki keunggulan sebagai berikut:

(i) Keputusan Cepat dan Jelas:

Karena otoritas terpusat semua keputusan diambil oleh satu individu dan karenanya tidak ada penundaan yang tidak perlu dan keputusan relatif jelas.

(ii) Pekerjaan Memuaskan:

Karena kinerja karyawan berada di bawah kontrol ketat, kuantitas dan kualitas pekerjaan menjadi memuaskan.

(aku aku aku) Diperlukan untuk Karyawan Berpendidikan Rendah:

Gaya ini sangat berguna bagi mereka yang kurang berpendidikan dan orang yang kurang paham. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan karena pendidikan yang rendah. Karyawan kategori ini hanya bisa bekerja dan tidak mengambil keputusan.

Kekurangan

Gaya ini memiliki kelemahan sebagai berikut:

(i) Kurangnya Motivasi:

Gaya ini memang memotivasi para manajer tetapi menurunkan moral karyawan. Ini wajar karena bekerja di lingkungan yang penuh ketakutan memang menurunkan semangat kerja mereka.

(ii) Agitasi oleh Karyawan:

Karena karyawan tidak diberi partisipasi dalam mengambil keputusan, mereka diubah menjadi mesin yang bekerja seperti mesin yang tidak mampu melakukan apa pun sendiri. Demikian pula, manajer dapat membuat karyawan melakukan apa yang mereka inginkan. Para karyawan menganggap gaya kepemimpinan seperti itu tidak menarik dan menentangnya.

(aku aku aku) Kemungkinan Keberpihakan:

Karena semua otoritas terpusat pada satu individu, dia mencoba untuk menyenangkan favorit dan penyanjungnya dengan memberi mereka pekerjaan yang sifatnya tidak terlalu melelahkan. Keberpihakan seperti itu menciptakan perasaan pahit dan marah di antara karyawan.

Evaluasi

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa gaya ini tidak praktis. Tujuan utama kepemimpinan adalah untuk memotivasi karyawan sehingga membuat mereka mengikuti pemimpin. Tujuan ini tidak terpenuhi dalam kasus ini. Karenanya, gaya kepemimpinan ini tidak bisa disebut lebih bermanfaat.

(2) Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya ini juga dikenal sebagai gaya kepemimpinan yang berpusat pada kelompok. Saat ini gaya kepemimpinan ini sangat populer. Di bawah gaya ini, keputusan tentang pekerjaan yang berbeda tidak diambil oleh manajer sendiri tetapi diambil dengan berkonsultasi dengan karyawan.

Gaya kepemimpinan ini didasarkan pada desentralisasi. Manajer menghormati saran yang diberikan oleh bawahannya, dan juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Karakteristik

Berikut ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis:

(i) Hubungan Kerja Sama:

Ciri utama dari gaya ini adalah adanya hubungan kooperatif antara manajer dan karyawan. Partisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen memberikan karyawan rasa harga diri, sehingga karyawan selalu siap untuk bekerja sama dalam segala hal.

(ii) Keyakinan pada Karyawan:

Manajer secara inheren percaya bahwa karyawan pada dasarnya ingin bekerja, melakukan pekerjaan mereka dengan minat, menerima tanggung jawab mereka dan berusaha melakukan pekerjaan mereka dengan cara yang baik. Keyakinan para manajer pada karyawan ini meningkatkan moral mereka.

(aku aku aku) Komunikasi Terbuka:

Gaya ini mendorong komunikasi terbuka antara manajer dan karyawan. Komunikasi terbuka berarti komunikasi dua arah, yang berarti bahwa selain mengatakan pemikiran mereka sendiri, para manajer menerima saran dari karyawan dengan senang hati.

Keuntungan

Gaya kepemimpinan demokratis memiliki keunggulan sebagai berikut:

(i) Semangat Tinggi:

Di bawah gaya ini, antusiasme para manajer dan karyawan sangat tinggi. Keduanya menganggap satu sama lain simpatisan mereka.

(ii) Penciptaan Lebih Banyak Efisiensi dan Produktivitas:

Karena karyawan adalah peserta dalam pengambilan keputusan, mereka memberikan kerja sama penuh dalam pelaksanaannya. Dengan cara ini efisiensi mereka meningkat.

(aku aku aku) Ketersediaan Waktu yang Cukup untuk Pekerjaan Konstruktif:

Di bawah gaya kepemimpinan ini, beban kerja para manajer berkurang. Dengan menggunakan waktu luang mereka secara konstruktif, mereka memungkinkan pengembangan dan perluasan usaha.

Kekurangan

Berikut adalah kelemahan dari gaya kepemimpinan demokratis:

(i) Persyaratan Bawahan Terdidik:

Karakteristik utama dari gaya kepemimpinan ini adalah bawahan dijadikan mitra dalam mengambil keputusan, sedemikian rupa sehingga beberapa urusan kecil diserahkan kepada mereka. Kerja sama seperti itu hanya bisa diharapkan dari karyawan terdidik.

(ii) Penundaan Keputusan:

Jelas bahwa saat mengambil keputusan, bawahan selalu berkonsultasi. Ini membuat prosesnya lama.

(aku aku aku) Kurangnya Tanggung Jawab pada Manajer:

Terkadang para manajer mencoba menghindari tanggung jawab dengan mengamati bahwa keputusan diambil oleh bawahan karena mereka dijadikan mitra dalam mengambil beberapa keputusan penting. Karena itu, mereka harus bertanggung jawab.

Evaluasi

Setelah mempelajari kelebihan dan kekurangan gaya kepemimpinan demokratis dapat dikatakan bahwa hanya gaya ini yang benar-benar merupakan gaya kepemimpinan praktis. Jika semua karyawan benar-benar mengenal gaya ini setelah memberi mereka pelatihan, gaya ini dapat dibuat lebih sesuai.

(3) Laissez-faire atau Gaya Kepemimpinan Bebas

Gaya kepemimpinan ini juga digambarkan sebagai gaya yang berpusat pada individu. Dalam gaya ini, manajer atau pemimpin kurang tertarik pada fungsi manajerial dan bawahan dibiarkan sendiri. Ini mengacu pada gaya kepemimpinan di mana pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.

Tujuan keseluruhan membantu bawahan dalam menentukan tujuan mereka sendiri. Selain itu, mereka menyediakan sumber daya untuk kinerja kerja dan, jika perlu, mereka juga memberi nasihat kepada karyawan. Gaya ini sangat berbeda dengan gaya kepemimpinan otokratis.

Karakteristik

Berikut ciri-ciri gaya kepemimpinan free rein :

(i) Keyakinan Penuh pada Bawahan:

Karakteristik yang menonjol dari gaya ini adalah bahwa manajer menganggap bawahannya sebagai individu yang cakap, aktif, dan bertanggung jawab serta memiliki kepercayaan penuh pada mereka.

(ii) Sistem Pengambilan Keputusan Independen:

Dalam gaya ini, keputusan terkait manajemen diambil oleh bawahan, bukan oleh manajer. Namun, mereka dapat berkonsultasi dengan manajer.

(aku aku aku) Desentralisasi Kewenangan:

Gaya ini didasarkan pada prinsip desentralisasi. Ini berarti bahwa para manajer mendistribusikan wewenang mereka secara luas untuk memungkinkan setiap individu menentukan tujuannya dan membuat rencananya sesuai dengan itu. Para manajer hanya menjalankan fungsi koordinasi, pengarahan dan pengendalian umum.

(iv) Mandiri, Pengawasan dan Terkendali:

Setelah menjelaskan tujuan, satu-satunya tugas manajer adalah ikut campur hanya dalam situasi yang tidak menguntungkan. Pengawasan dan pengendalian dilakukan oleh karyawan itu sendiri.

Keuntungan

Gaya kepemimpinan free-rein memiliki keunggulan sebagai berikut:

(i) Pengembangan Rasa Percaya Diri pada Bawahan:

Ketika semua otoritas dalam kinerja mereka diberikan kepada karyawan, mereka menjadi terbiasa dalam mengambil keputusan yang menciptakan rasa percaya diri dalam diri mereka. Mereka mulai melakukan pekerjaan yang lebih baik di masa depan.

(ii) Motivasi Tingkat Tinggi:

Ketika manajer memberi bawahan semua otoritas dengan menunjukkan kepercayaan penuh pada mereka, mereka mulai menganggap diri mereka sebagai bagian penting dari perhatian.

Dengan cara ini mereka mulai merasa bahwa mereka bukan bagian dari perusahaan, melainkan perusahaan itu sendiri. Dengan timbulnya perasaan ini tidak ada yang tersisa dalam motivasi mereka.

(aku aku aku) Bermanfaat dalam Pengembangan dan Perluasan Perusahaan:

Perkembangan dan perluasan perusahaan di mana gaya kepemimpinan ini diadopsi berada pada puncaknya. Alasan untuk ini adalah waktu yang tersedia dengan para manajer untuk mengetahui kemungkinan pengembangan dan perluasan.

Kekurangan

Gaya kepemimpinan ini memiliki kelemahan sebagai berikut:

(i) Kesulitan dalam Kerjasama:

Karena tidak ada pengawasan dan kontrol yang ketat oleh para manajer, setiap orang mulai berfungsi secara mandiri. Beberapa karyawan dengan sudut pandang yang berlawanan menjadi rintangan dalam pencapaian tujuan orang lain.

Orang-orang seperti itu tidak bekerja sendiri, mereka juga tidak dapat melihat orang lain bekerja. Menjadi sulit bagi manajer untuk membangun koordinasi di antara karyawan tersebut.

(ii) Kurang Pentingnya Jabatan Manajerial:

Dalam gaya kepemimpinan ini, jabatan seorang manajer dianggap kurang penting karena dia tidak membuat rencana apapun, atau mengambil keputusan apapun atau menjalankan kendali apapun.

(aku aku aku) Hanya cocok untuk Karyawan Berpendidikan Tinggi:

Gaya ini hanya berguna bila setiap karyawan berpendidikan penuh sehingga pekerjaan dapat dipercayakan kepadanya dengan penuh keyakinan. Gaya kepemimpinan ini tidak cocok untuk memimpin orang yang tidak berpendidikan atau setengah terpelajar.

Evaluasi

Gaya ini menimbulkan rasa kerjasama dan harga diri di antara karyawan di satu sisi, sementara di sisi lain tidak dapat diterapkan dalam semua situasi karena gaya ini akan berhasil di mana hanya orang-orang terpelajar yang disediakan. kepemimpinan.

Kelemahan terbesarnya adalah penggunaannya membuat seorang pemimpin atau manajer menjadi tidak penting. Oleh karena itu, kesimpulannya dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan ini tidak praktis di zaman modern.

Lessor

Lessor

Arti Lessor Lessor adalah individu atau badan yang menyewakan aset seperti tanah, rumah atau mesin kepada orang atau organisasi lain untuk jangka waktu tertentu. Sebagai imbalannya, lessor memperoleh sewa tetap atau pembayaran sewa…

Read more