Karena keberadaan infrastruktur yang dibangun sebelumnya minimal diperlukan untuk memulai setiap kegiatan ekonomi, demikian pula beberapa kondisi yang harus dipenuhi juga diperlukan untuk menerapkan skema pemberdayaan karyawan. Kondisi yang diperlukan ini membuat lingkungan yang kondusif untuk pemberdayaan. Ini juga membantu pemberdayaan mendapatkan kredibilitas dan penerimaan di berbagai tingkatan dalam suatu organisasi. JH Dobbs telah menyarankan empat kondisi yang diperlukan untuk pemberdayaan.

Ini adalah:

1. Partisipasi:

Seperti disebutkan sebelumnya, partisipasi adalah bagian dari pemberdayaan. Oleh karena itu, upaya harus dilakukan untuk mendorong karyawan/pekerja untuk mengambil inisiatif dalam proses partisipatif. Dua tindakan dapat diambil untuk tujuan ini. Pertama, rintangan birokrasi, apa pun itu, yang menghadang harus disingkirkan atau disingkirkan. Kedua, karyawan harus diberikan pelatihan dan pembinaan yang diperlukan untuk memungkinkan mereka berpartisipasi secara lebih efektif.

2. Inovasi:

Inovasi telah menjadi ciri khas yang banyak dibicarakan dan dirujuk manajemen Jepang. Di Jepang, pemberdayaan, antara lain, melahirkan inovasi. Alasannya tidak sulit dicari. Pemberdayaan memungkinkan karyawan untuk melakukan hal-hal dengan cara dan perilaku mereka. Ini melahirkan budaya kreatif dan inovatif dalam melakukan sesuatu dalam suatu organisasi.

Oleh karena itu, manajemen harus mendorong karyawan untuk mencoba ide baru dan metode pengambilan keputusan baru. Bahkan ketika karyawan gagal dalam usahanya, manajemen harus mendorong mereka untuk terus berusaha. Karyawan harus disadarkan bahwa kegagalan adalah batu loncatan menuju kesuksesan. Dengan kondisi yang mendukung seperti itu, karyawan pasti akan menumpang gelombang pasang surut kesuksesan suatu hari nanti.

3. Informasi:

Informasi adalah kekuatan. Itu juga sebagai bahan baku untuk melakukan berbagai aktivitas oleh karyawan. Keputusan yang baik bergantung, antara lain, pada informasi atau data yang baik. Oleh karena itu, karyawan harus memiliki akses bebas ke informasi dan informasi yang diperlukan harus tersedia bagi mereka.

4. Akuntabilitas:

Selain memberikan wewenang kepada karyawan, mereka juga harus bertanggung jawab atas hasilnya. Tujuan di balik itu bukan untuk mengidentifikasi titik hitam mereka dan memilih mereka untuk dihukum, tetapi untuk mengetahui bahwa mereka memberikan upaya terbaik mereka. Pengalaman menunjukkan bahwa “menandai akuntabilitas dengan otoritas mengarah pada penggunaan otoritas yang lebih baik.”

IRA Mandiri

IRA Mandiri

Apa itu IRA yang Diarahkan Sendiri? Akun Pensiun Individu mandiri (SDIRA) memungkinkan investor untuk memiliki beragam investasi alternatif seperti real estat, logam mulia, dan aset lain yang biasanya tidak diizinkan untuk akun IRA…

Read more