Pengeceran adalah tahap terakhir dalam saluran distribusi, yang terdiri dari semua perdagangan dan orang-orang yang terlibat dalam pergerakan fisik dan pengalihan kepemilikan barang dan jasa dari produsen ke konsumen akhir seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.2.

Jika kita menganalisis proses distribusi kita menemukan bahwa pengecer memainkan peran kunci sebagai kontak antara produsen, grosir dan konsumen akhir. Pengecer adalah penjaga gerbang ke pasar untuk semua anggota lain dari proses distribusi penjualan sementara di sisi lain grosir adalah tahap perantara dalam saluran distribusi di mana barang dagangan (baik barang maupun jasa) dijual ke pelanggan bisnis bukan ke konsumen akhir.

Pelanggan bisnis di sini adalah grosir, eksportir, dan pengecer yang membeli untuk dijual kembali atau untuk menjalankan bisnisnya. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah grosir tidak termasuk produsen dan petani karena tugas mereka adalah memproduksi barang. Oleh karena itu, cara terbaik untuk memahami hubungan antara grosir dan pengecer adalah dengan melihatnya dari sudut pandang produsen yang memberikan gambaran jelas tentang proses distribusi penjualan.

Dengan liberalisasi, privatisasi dan globalisasi (LPG) dan ekonomi tanpa batas, jarak antara pabrikan dan konsumen akhirnya semakin jauh. Di dunia sekarang ini, banyak produk diproduksi di satu negara tetapi dijual di negara lain. Sebagian besar produsen tidak lebih suka menjual barang dagangannya langsung ke konsumen, tetapi sebaliknya, seperti perantara, pengecer, grosir, agen, dan pialang komisi untuk membuat barang dagangan mereka tersedia bagi konsumen.

Selanjutnya, kadang-kadang, telah diamati bahwa produsen yang berurusan dengan berbagai barang menyediakan barang dagangan mereka ke lebih dari satu perantara (grosir). Pengecer membeli barang dagangan ini dari lebih dari satu grosir dalam jumlah besar dan menawarkan dalam jumlah kecil kepada konsumen. Fenomena dalam dunia ritel ini disebut dengan proses sortasi seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.3.

Manfaat dari proses penyortiran adalah bahwa sesuai dengan variasi barang dagangan dan kompleksitas bisnis, dapat mengubah bentuk yang berbeda, akibatnya, pabrikan menjadi lebih efektif dan pada akhirnya konsumen merasa nyaman dan nyaman karena mereka mendapatkan barang dan jasa yang berbeda di bawah satu atap dan sebagai kuantitas sebanyak yang mereka butuhkan.

Jika tidak, menjadi sulit bagi konsumen untuk mengunjungi satu sumber ke sumber lain untuk mengumpulkan dan memilih barang dan jasa. Selanjutnya, grosir menikmati menjual barang dan jasa dalam jumlah besar daripada menghadiri konsumen individu, karena jumlah yang mereka investasikan lebih banyak dan oleh karena itu, menginginkan pengembalian investasi mereka dengan cepat.

Padat Karya

Padat Karya

Pengertian Padat Karya Padat karya menyiratkan tugas-tugas yang membutuhkan tenaga kerja berat untuk penyelesaiannya. Industri dianggap padat karya dalam memproduksi barang dan jasa jika proses pembuatannya lebih mengandalkan sumber daya manusia daripada mesin….

Read more