Pandangan etis seseorang dibentuk oleh sebagian besar kontribusi dari faktor-faktor berikut:

1. Pengaruh keluarga:

Pengaruh keluarga memainkan peran kunci dalam menentukan keyakinan individu tentang apa yang benar dan apa yang salah. Nilai-nilai yang dibangun sejak kecil menjadi bagian integral dari kehidupan kita.

Sumber Gambar : 4.bp.blogspot.com/-0wf9HU9ajuQ/UKZLqMr8GhI/AAAAAAAAACE/6.JPG

Anak-anak belajar dari perilaku orang tua mereka dan anggota keluarga lainnya. “Seperti ayah, seperti anak laki-laki” mungkin memiliki arti yang dalam. Secara umum, seseorang yang tumbuh dalam keluarga dengan standar etika tinggi yang diikuti secara konsisten kemungkinan besar juga akan mengembangkan standar etika tinggi.

2. Pengaruh teman sebaya:

Seiring bertambahnya usia anak, teman dan teman sekolah yang berinteraksi dengan mereka setiap hari, memengaruhi perilaku mereka. Tekanan teman sebaya, misalnya, terkadang dapat menentukan apakah seseorang akan terlibat dalam aktivitas yang meragukan seperti mengutil, vandalisme, dan penyalahgunaan narkoba, dan sebagainya. Secara umum dianggap bahwa sekolah swasta dan sekolah biara agama memiliki standar perilaku pribadi yang lebih tinggi daripada sekolah negeri. Itu mungkin salah satu alasan mengapa sebagian besar orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta.

3. Pengalaman hidup:

Saat seseorang menjalani hidup, seseorang bereksperimen dengan sejumlah situasi. Dikatakan bahwa “hidup hanyalah kumpulan pengalaman, baik dan buruk”. Dengan demikian, pengalaman dan konsekuensinya membantu membentuk perilaku etis atau tidak etis seseorang.

Perilaku tidak etis yang menghasilkan konsekuensi negatif seperti perasaan bersalah atau hukuman hukum atau kecaman sosial mungkin cenderung tidak terulang. Sebaliknya, jika seseorang tidak merasa menyesal atau benar-benar diberi imbalan atas aktivitas yang tidak etis, akan ada kecenderungan untuk mengulangi aktivitas tersebut.

4. Nilai dan moral pribadi:

Nilai dan moral seseorang juga berkontribusi pada standar etikanya. Seseorang yang sangat religius diharapkan memiliki nilai moral yang tinggi. Sebaliknya, ada orang-orang yang menempatkan prioritas utama pada keuntungan finansial dan karenanya akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka terlepas dari etika tindakan tersebut. Penghormatan seseorang terhadap kehormatan keluarganya juga akan membentuk keyakinan etisnya.

5. Faktor situasional:

Faktor situasional adalah peristiwa tertentu, terkadang acak, yang berpotensi menentukan perilaku yang mungkin atau mungkin tidak sesuai dengan etika seseorang. Misalnya, orang yang jujur dan takut akan Tuhan dapat mencuri dalam situasi krisis keuangan. Di sisi lain, pengedar narkoba bisa menjadi orang suci dengan mendengarkan seorang pengkhotbah atau melihat temannya meninggal karena overdosis narkoba. Dengan demikian, perilaku seseorang dapat berubah dari etis menjadi tidak etis dan dari tidak etis menjadi etis jika situasi memaksanya untuk melakukannya.

Excel vs Access

Excel vs Access

Excel dan Access adalah dua alat paling canggih yang digunakan Microsoft untuk analisis data dan pembuatan laporan. Namun, ada beberapa perbedaan utama di antara mereka. Excel adalah produk lama Microsoft, sedangkan Access adalah…

Read more