Artikel ini menyoroti delapan kesulitan yang dihadapi oleh manajer SDM dalam pengambilan keputusan.

  1. Manajer SDM harus menghadapi berbagai dilema dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan berbagai aspek fungsi SDM.
  2. Mereka menghadapi situasi di mana perbedaan antara “Apa” dan “Apa yang seharusnya” harus dilakukan saat membuat keputusan. Pada kenyataannya, “Apa” tidak pernah bisa mendefinisikan “Apa yang seharusnya”
  3. Suatu keputusan yang baik dalam satu situasi mungkin terbukti buruk dalam situasi lain. Manajer SDM sedang bingung memutuskan apakah akan memperlakukannya sebagai baik atau jahat. Baik dan buruk sebenarnya saling terkait.
  4. Dalam lingkungan yang tidak pasti, akibat dari suatu tindakan tidak dapat diprediksi. Prinsip utilitarian pengambilan keputusan mengasumsikan bahwa konsekuensi dari suatu tindakan didefinisikan. Dalam kehidupan praktis, pengambilan keputusan khususnya pengambilan keputusan etis tidak mungkin dilakukan karena pengetahuan tentang konsekuensi dari suatu tindakan terbatas.
  5. Setiap organisasi mungkin memiliki pendirian etis berdasarkan premis-premis yang mungkin berbeda dengan pendirian etis para kritikus. Sebuah industri yang memasok artikel kebutuhan di suatu tempat tertentu dapat dikritik oleh orang-orang karena pencemaran lingkungan. Menghentikan produksi akan bertentangan dengan kepentingan masyarakat, padahal menurut para pengkritik produksi itu mengakibatkan pencemaran.
  6. Beberapa standar etika dapat berubah seiring berjalannya waktu. Donasi ke partai politik sebelumnya dilarang, tetapi sekarang diizinkan.
  7. Praktik tidak etis berlimpah jumlahnya dan tersedia di setiap aspek kehidupan. Manajer SDM yang jujur tidak dapat melakukan apa pun karena dia dikelilingi oleh perilaku tidak etis di mana-mana. Seseorang harus belajar untuk hidup dengan sistem daripada melawannya.
  8. Abad ke-21 menyajikan manajer SDM dengan masalah etika baru dan muncul yang tidak dapat diselesaikan dengan pedoman etika tradisional. Misalnya, restrukturisasi organisasi sama dengan PHK. Restrukturisasi adalah suatu keharusan untuk berjuang di lingkungan global. Bagaimana keseimbangannya dengan kehilangan pekerjaan, investasi modal, dll.

Kesimpulan:

Manajer SDM yang menjadi anggota tim manajemen puncak dapat memengaruhi dan terkadang membawa perubahan dalam budaya etis organisasi. Namun, jika seseorang berharap untuk secara substansial dan positif memengaruhi perilaku etis organisasi, dia pasti akan kecewa.

Perwalian Investasi Real Estat (REIT)

Perwalian Investasi Real Estat (REIT)

Apa Itu Dana Investasi Real Estat? Real Estate Investment Trust (REIT) adalah perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan properti real estat. Biasanya REIT adalah perusahaan publik dan memungkinkan konsumen untuk memperdagangkan saham real estat…

Read more