Perilaku Konsumen: Arti/Definisi dan Sifat Perilaku Konsumen!

Arti dan Definisi:

Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana pelanggan individu, kelompok atau organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan membuang ide, barang, dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Ini mengacu pada tindakan konsumen di pasar dan motif yang mendasari tindakan tersebut.

Pemasar berharap bahwa dengan memahami apa yang menyebabkan konsumen membeli barang dan jasa tertentu, mereka akan dapat menentukan — produk mana yang dibutuhkan di pasar, mana yang sudah usang, dan cara terbaik untuk menyajikan barang tersebut kepada konsumen.

Kajian tentang perilaku konsumen mengasumsikan bahwa konsumen adalah pelaku dalam pasar. Perspektif ­teori peran mengasumsikan bahwa konsumen memainkan berbagai peran di pasar. Mulai dari penyedia informasi, dari pengguna ke pembayar dan ke disposer, konsumen memainkan peran ini dalam proses pengambilan keputusan.

Peran juga bervariasi dalam situasi konsumsi yang berbeda; misalnya, seorang ibu berperan sebagai pemberi pengaruh dalam proses pembelian anak, sedangkan ibu berperan sebagai penentu produk yang dikonsumsi keluarga.

Beberapa definisi perilaku konsumen yang dipilih adalah sebagai berikut:

  1. Menurut Engel, Blackwell, dan Mansard, ‘perilaku konsumen adalah tindakan dan proses keputusan orang yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi’.
  2. Menurut Louden dan Bitta, ‘perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan aktivitas fisik, yang dilakukan individu ketika mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau membuang barang dan jasa’.

Sifat Perilaku Konsumen:

  1. Dipengaruhi oleh berbagai faktor:

Berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

sebuah. Faktor pemasaran seperti desain produk, harga, promosi, pengemasan, positioning dan ­distribusi.

  1. Faktor pribadi seperti usia, jenis kelamin, pendidikan dan tingkat pendapatan.
  2. Faktor psikologis seperti motif pembelian, persepsi terhadap produk dan sikap terhadap produk.
  3. Faktor situasional seperti lingkungan fisik pada saat pembelian, lingkungan sosial dan faktor waktu.
  4. Faktor sosial seperti status sosial, kelompok referensi dan keluarga.
  5. Faktor budaya, seperti agama, kelas sosial—kasta dan subkasta.
  6. Mengalami perubahan konstan:

Perilaku konsumen tidak statis. Itu mengalami perubahan selama periode waktu tergantung pada sifat produk. Misalnya, anak-anak lebih suka alas kaki yang berwarna-warni dan mewah, tetapi saat mereka tumbuh sebagai remaja dan dewasa muda, mereka lebih menyukai alas kaki yang trendi, dan sebagai warga negara paruh baya dan lanjut usia, mereka lebih menyukai alas kaki yang lebih sederhana. Perubahan perilaku pembelian tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor lain seperti peningkatan tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan faktor pemasaran.

  1. Bervariasi dari konsumen ke konsumen:

Semua konsumen tidak berperilaku dengan cara yang sama. Konsumen ­yang berbeda berperilaku berbeda. Perbedaan perilaku konsumen disebabkan oleh faktor individu seperti sifat konsumen, gaya hidup dan budaya. Misalnya, beberapa konsumen adalah teknoholik. Mereka pergi berbelanja dan membelanjakan di luar kemampuan mereka.

Mereka meminjam uang dari teman, kerabat, bank, dan kadang-kadang bahkan menggunakan cara yang tidak etis untuk berbelanja teknologi canggih. Tetapi ada konsumen lain yang, meskipun memiliki kelebihan uang, bahkan tidak pergi untuk pembelian biasa dan menghindari penggunaan dan pembelian teknologi canggih.

  1. Bervariasi dari satu daerah ke daerah lain dan negara ke daerah:

Perilaku konsumen bervariasi di seluruh negara bagian, wilayah, dan negara. Misalnya, perilaku konsumen perkotaan berbeda dengan konsumen pedesaan. Banyak konsumen pedesaan yang konservatif dalam perilaku pembelian mereka.

Konsumen pedesaan yang kaya mungkin berpikir dua kali untuk membeli barang mewah meskipun ­memiliki dana yang cukup, sedangkan konsumen perkotaan bahkan dapat mengambil pinjaman bank untuk membeli barang-barang mewah seperti mobil dan peralatan rumah tangga. Perilaku konsumen juga dapat bervariasi di seluruh negara bagian, wilayah, dan negara. Ini mungkin berbeda tergantung pada pola asuh, gaya hidup dan tingkat perkembangan.

  1. Informasi tentang perilaku konsumen penting bagi pemasar:

Pemasar harus memiliki pengetahuan yang baik tentang perilaku konsumen. Mereka perlu mempelajari berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen target pelanggan mereka.

Pengetahuan tentang perilaku konsumen memungkinkan mereka mengambil keputusan pemasaran yang tepat sehubungan dengan faktor-faktor berikut:

sebuah. Desain/model produk

  1. Penetapan harga produk
  2. Promosi produk
  3. Kemasan
  4. Penentuan posisi
  5. Tempat distribusi
  6. Mengarah pada keputusan pembelian:

Perilaku konsumen yang positif mengarah pada keputusan pembelian. Seorang konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli suatu produk atas dasar motif pembelian yang berbeda. Keputusan pembelian mengarah pada permintaan yang lebih tinggi, dan penjualan pemasar meningkat. Oleh karena itu, pemasar perlu mempengaruhi perilaku konsumen untuk meningkatkan pembelian mereka.

  1. Bervariasi dari produk ke produk:

Perilaku konsumen berbeda untuk produk yang berbeda. Ada beberapa konsumen yang mungkin membeli barang-barang tertentu dalam jumlah lebih banyak dan sangat sedikit atau tidak sama sekali jumlah barang lainnya. Misalnya, remaja mungkin membelanjakan banyak uang untuk produk seperti ponsel dan pakaian bermerek untuk daya tarik sombong, tetapi mungkin tidak membelanjakan uang untuk bacaan umum dan akademis. Orang paruh baya mungkin membelanjakan lebih sedikit untuk pakaian, tetapi mungkin menginvestasikan uangnya dalam tabungan, skema asuransi, skema pensiun, dan seterusnya.

  1. Meningkatkan taraf hidup:

Perilaku membeli konsumen dapat menyebabkan ­standar hidup yang lebih tinggi. Semakin banyak seseorang membeli barang dan jasa, semakin tinggi standar hidupnya. Tetapi jika seseorang membelanjakan lebih sedikit untuk barang dan jasa, meskipun memiliki pendapatan yang baik, mereka kehilangan standar hidup yang lebih tinggi.

  1. Mencerminkan status:

Perilaku konsumen tidak hanya dipengaruhi oleh status konsumen, tetapi juga mencerminkannya. Konsumen yang memiliki mobil mewah, jam tangan dan barang-barang lainnya dianggap memiliki status yang lebih tinggi. Barang mewah juga memberikan rasa bangga bagi pemiliknya.

Thrift Bank

Thrift Bank

Apa itu Bank Hemat? Bank barang bekas, juga dikenal sebagai asosiasi simpan pinjam, adalah bentuk lembaga keuangan yang menyediakan layanan perbankan penting. Selain itu, ia menawarkan berbagai opsi tabungan dan layanan pinjaman hipotek….

Read more