Rasio modal-output adalah jumlah modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan output senilai Re. 1. Jika Y adalah output atau pendapatan dan K adalah persediaan modal yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut, maka K/Y merupakan rasio modal-output. Adalah berguna untuk membedakan antara rasio modal-output marjinal dan rasio modal-output rata-rata. Sedangkan rasio modal-output rata-rata menggambarkan rasio modal total terhadap total output atau pendapatan ekonomi, rasio output modal marjinal adalah rasio ­kenaikan stok modal terhadap kenaikan output.

Oleh karena itu, rasio modal-output marjinal ∆K/∆Y dapat ditulis di mana AK adalah kenaikan modal dan AY adalah resultan kenaikan pendapatan atau output. Oleh karena itu, rasio modal-output marjinal juga disebut rasio modal-output inkremental ­(ICOR).

Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung pada tingkat pembentukan modal dan rasio modal-output. Rasio modal-output menentukan tingkat di mana output tumbuh sebagai hasil dari volume investasi modal tertentu. Misalnya, rasio modal-output 4 berarti, dalam rupee India, investasi modal sebesar Rs. 4 menghasilkan penambahan output senilai Re. 1. Oleh karena itu, untuk menghasilkan tingkat output tertentu, diperlukan investasi modal yang lebih kecil jika rasio modal-output lebih rendah daripada ketika lebih tinggi.

Faktor-Faktor Penentu Rasio Modal Keluaran:

Sulit untuk memperkirakan rasio modal-output suatu perekonomian. Produktivitas modal tergantung pada banyak faktor seperti tingkat perkembangan teknologi yang terkait dengan investasi modal, efisiensi penanganan jenis peralatan baru, kualitas keterampilan manajerial dan organisasi, keberadaan dan tingkat pemanfaatan overhead ekonomi dan pola dan tingkat investasi.

Misalnya, semakin tinggi proporsi investasi yang ditujukan untuk produksi barang-barang konsumsi ringan, semakin rendah rasio modal-output; dan semakin tinggi proporsi investasi yang dikhususkan untuk utilitas publik, yaitu biaya overhead ekonomi dan sosial, semakin tinggi pula rasio modal-output, dan sebaliknya.

Demikian pula, semakin besar investasi yang ditujukan untuk industri berat dasar, semakin tinggi pula rasio modal-output, dan sebaliknya. Kemampuan pengorganisasian yang unggul dan penggunaan teknologi yang lebih baik akan menurunkan rasio modal-output. Rasio modal-output juga bervariasi dengan harga input.

Disetujui bahwa rasio modal-output di negara terbelakang umumnya lebih tinggi, yaitu modal di negara tersebut kurang produktif dibandingkan di negara maju. Hal ini terjadi karena adanya inefisiensi relatif dari industri yang memproduksi barang modal.

Ada pemborosan modal yang lebih besar dalam proses produksi karena rendahnya tingkat pengetahuan teknis. Selain itu, karena indivisi ­bilities, beberapa jenis investasi pasti pada awalnya kurang dimanfaatkan. Seiring kemajuan pembangunan di negara-negara berkembang, pola permintaan bergeser ke arah industri yang lebih padat modal.

Untuk mendapatkan hasil maksimal dari pembentukan modal, suatu negara juga harus mengalami kemajuan teknologi dan organisasi, sehingga rasio modal-output dapat dikurangi. Jadi, pertumbuhan tingkat output tidak hanya bergantung pada jumlah kapital yang terakumulasi tetapi juga pada berapa banyak kapital yang dibutuhkan per unit peningkatan output (yaitu, rasio kapital-output inkremental).

Semakin rendah rasio output modal inkremental, semakin cepat pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, rasio modal yang rendah sama pentingnya dengan akumulasi modal yang besar. Tetapi juga harus ditunjukkan bahwa rasio kenaikan modal-output yang rendah membutuhkan kemajuan teknologi dan organisasi agar modal menjadi lebih produktif.

Batasan Rasio Modal Keluaran:

Akan tetapi, dapat ditunjukkan bahwa konsep rasio modal-output mengalami keterbatasan-keterbatasan tertentu. Perhitungannya yang tepat menghadirkan beberapa kesulitan yang luar biasa. Oleh karena itu, hubungan kuantitas antara investasi modal dan output, yang dinyatakan oleh rasio modal-output, mungkin terbukti menyesatkan. Oleh karena itu, berbahaya untuk mendasarkan perkiraan kebutuhan modal ­suatu industri atau ekonomi pada rasio tersebut.

Stok modal juga tidak dapat diasumsikan dengan pasti; juga bukan sisi lain dari rasio, yaitu output yang mampu melakukan pengukuran yang tepat ­. Selain masalah angka indeks, perbedaan yang jelas seringkali tidak dapat dibuat antara barang modal dan barang non modal. Kembali ke overhead sosial, khususnya, tidak dapat dihitung secara akurat.

Selanjutnya, rasio modal-output dipengaruhi oleh beberapa variabel, misalnya, ­perbaikan teknologi, penggunaan peralatan yang lebih baik, perbaikan organisasi, efisiensi tenaga kerja, dan faktor-faktor ini tidak dapat diukur secara kuantitatif.

Oleh karena itu, konsep rasio modal-output hanya memiliki arti praktis yang terbatas, karena tidak dapat menunjukkan kontribusi aktual dari modal saja dalam skema investasi tertentu. Oleh karena itu, diperlukan kehati-hatian yang besar dalam memanfaatkan rasio modal-output tertentu dalam penerapan kebijakan investasi aktual.

Industrialisasi

Industrialisasi

Definisi Industrialisasi Industrialisasi mengacu pada transformasi ekonomi berbasis tenaga kerja manual menjadi masyarakat industri yang digerakkan oleh tenaga kerja mesin. Ini melibatkan perubahan sistematis dari sistem ekonomi agraria menjadi proses manufaktur massal mekanis…

Read more