Ada pendekatan yang berbeda dalam memilih nama merek.

1. Branding produk individu:

Di bawah pendekatan branding ini, produk baru diberikan nama baru tanpa hubungan yang jelas dengan merek yang sudah ada yang ditawarkan oleh perusahaan. Di bawah branding produk individu, organisasi pemasaran harus bekerja keras untuk menetapkan merek di pasar karena tidak dapat mengikuti jejak merek yang diperkenalkan sebelumnya.

Keuntungan utama dari pendekatan ini adalah memungkinkan merek untuk berdiri sendiri, sehingga mengurangi ­ancaman yang mungkin terjadi pada merek lain yang dipasarkan oleh perusahaan. Misalnya, jika merek perusahaan lain menerima publisitas negatif, berita ini cenderung tidak menular ke merek perusahaan lain yang membawa nama uniknya sendiri.

Di bawah pendekatan merek individu ­, setiap merek membangun ekuitasnya sendiri yang terpisah yang memungkinkan perusahaan, jika mereka memilih, untuk menjual merek individu tanpa mempengaruhi merek lain yang dimiliki oleh perusahaan. Organisasi pemasaran paling terkenal yang mengikuti strategi ini adalah Procter & Gamble, yang secara historis memperkenalkan merek-merek baru tanpa kaitan apa pun dengan merek lain atau bahkan dengan nama perusahaan.

2. Pencitraan keluarga:

Di bawah pendekatan branding ini, produk baru ditempatkan di bawah payung merek yang sudah ada. Keuntungan utama dari pendekatan ini adalah memungkinkan organisasi membangun kesadaran dan penerimaan pasar dengan cepat, karena merek sudah mapan dan dikenal pasar.

Namun potensi kerugiannya adalah pasar telah menetapkan persepsi tertentu tentang merek tersebut. Selain itu, dengan branding keluarga, publisitas negatif apa pun yang mungkin terjadi untuk satu produk dalam satu merek dapat menyebar ke semua produk lain yang memiliki nama yang sama. Misalnya, HUL menggunakannya untuk saus tomat, labu, dan selai Kissan.

3. Cobranding:

Pendekatan ini mengambil ide branding individu dan keluarga selangkah lebih maju. Dengan cobranding seorang pemasar berusaha untuk bermitra dengan perusahaan lain, yang memiliki merek yang mapan, dengan harapan sinergi dua merek pada suatu produk bahkan lebih kuat daripada satu merek.

Kemitraan sering membuat kedua perusahaan berbagi biaya tetapi juga berbagi keuntungan. Misalnya, perusahaan kartu kredit besar, seperti Visa dan MasterCard, menawarkan opsi cobranding kepada perusahaan dan organisasi. Kartu tersebut memuat nama organisasi cobranded (misalnya, nama universitas) bersama dengan nama bank penerbit (misalnya Citibank) dan nama perusahaan kartu kredit.

Selain memanfaatkan kesadaran untuk beberapa merek, strategi cobranding dirancang untuk menarik target pasar yang lebih besar, terutama jika setiap merek, jika dilihat secara terpisah, tidak memiliki target pasar yang tumpang tindih dengan merek lain. Dengan demikian, cobranding memungkinkan kedua perusahaan memasuki segmen pasar di mana mereka sebelumnya tidak memiliki posisi yang kuat.

4. Branding pribadi atau toko:

Beberapa pemasok dalam bisnis memproduksi produk untuk perusahaan lain termasuk menempatkan nama merek perusahaan lain pada produk. Hal ini paling sering terlihat di industri ritel di mana toko atau penjual online membuat kontrak dengan pemasok untuk memproduksi produk bermerek pengecer sendiri. Dalam beberapa kasus pemasok tidak hanya memproduksi produk untuk merek pengecer tetapi juga memasarkan merek mereka sendiri sehingga rak toko memuat kedua merek tersebut.

5. Tanpa nama atau branding umum:

Pemasok tertentu memasok produk yang secara sengaja ‘kurang bermerek’. Produk-produk ini sebagian besar adalah produk jenis komoditas dasar yang dibeli oleh konsumen atau pelanggan bisnis sebagai alternatif harga rendah dari produk bermerek. Produk rumah tangga dasar seperti produk kertas obat bebas seperti ibuprofen, dan bahkan makanan anjing tersedia dalam bentuk generik.

6. Lisensi merek:

Di bawah lisensi merek, pengaturan kontrak dibuat di mana perusahaan yang memiliki nama merek mengizinkan orang lain untuk memproduksi dan memasok produk yang membawa nama merek mereka. Hal ini sering terlihat ketika sebuah merek tidak berhubungan langsung dengan kategori produk. Misalnya beberapa karakter anak-anak terkenal, seperti Elmo dari Sesame Street, telah dilisensikan kepada produsen mainan dan makanan yang memasarkan produk menggunakan nama dan gambar karakter bermerek tersebut.

7. Nama-nama pendiri:

Perusahaan juga dapat memperkenalkan produk dengan nama pendiri atau penemu (misalnya, Colgate).

8. Nama perusahaan digabungkan dengan nama produk individual:

Perusahaan tertentu dapat menggabungkan nama perusahaan dan nama produk individu untuk memberikan identitas nama merek yang berbeda untuk merek mereka (misalnya, Cadbury’s Five Star dan Cadbury’s Bourn vita).

Huruf besar di Excel

Huruf besar di Excel

Bagaimana cara mengubah huruf kecil menjadi huruf besar di excel? (10 Langkah Mudah) Pilih data teks yang ingin Anda ubah menjadi huruf besar di Excel. Anda dapat memilih setidaknya satu sel teks untuk…

Read more