Berikut ini adalah poin utama perbedaan antara kedua pendekatan ini:

(i) Pentingnya orang:

Manajemen tradisional memandang manajemen sebagai komoditas dan merupakan kontributor pasif dengan sedikit otonomi, sedangkan dalam praktik TQM, orang adalah kontributor aktif dan diakui kreativitas dan kecerdasannya.

(ii) Pentingnya kualitas:

Dalam manajemen tradisional, kualitas adalah kepatuhan terhadap spesifikasi dan standar internal. Inspeksi diperlukan untuk mengendalikan cacat. Tidak ada inovasi dalam hal ini. Dalam TQM, kualitas didefinisikan sebagai produk dan layanan yang melampaui kebutuhan dan harapan pelanggan saat ini. Inovasi diperlukan untuk meningkatkan kualitas secara terus menerus.

Garvin (1984) telah memberikan delapan dimensi kualitas yang berorientasi pada pelanggan, yaitu, kinerja, fitur, keandalan, kesesuaian dengan spesifikasi, daya tahan, kemudahan servis, estetika, dan kualitas yang dirasakan.

Sebuah produk atau jasa tertentu yang dibutuhkan untuk memenuhi setidaknya salah satu dari dimensi ini dianggap berkualitas tinggi oleh pelanggan. Perusahaan harus mendapatkan respon dari pelanggan melalui tee back dan close interaction.

Dalam manajemen tradisional, dimensi kualitas berorientasi pelanggan ini diabaikan. Fokusnya hanya pada satu dimensi yakni kesesuaian dengan spesifikasi. Untuk kepuasan pelanggan yang lebih penuh, perhatian harus diberikan pada semua dimensi. Itu dilakukan di bawah TQM.

(ii) Pentingnya pelanggan:

Di bawah pendekatan tradisional, pelanggan selalu dianggap sebagai orang luar organisasi dan menjadi perhatian pasar dan penjualan. TQM pada dasarnya berfokus pada pelanggan daripada sumber lainnya. Ini memfokuskan perhatiannya pada perubahan budaya organisasi untuk kepuasan pelanggan.

(iv) Peran manajemen:

Manajemen selalu enggan untuk berubah dan berusaha mempertahankan status-quo dengan menolak perubahan di bawah pengaturan tradisional. Di bawah TQM, manajemen menyediakan perbaikan dan inovasi berkelanjutan dalam proses dan sistem, produk dan layanan.

(v) Hubungan Manajemen-Serikat:

Di bawah manajemen tradisional, hubungan antara manajemen dan serikat pekerja biasanya tidak bersahabat. Masalah tradisional seperti upah, bonus, tindakan kesehatan dan keselamatan dinegosiasikan sedangkan masalah seperti kualitas, biaya dan produktivitas tidak dipertimbangkan secara preferensial.

Dalam pendekatan TQM, serikat pekerja menjadi mitra yang setara dalam keberhasilan suatu organisasi. Serikat pekerja memainkan peran aktif vis-a-vis manajemen dalam program pendidikan, pelatihan dan pengembangan karyawan, dll.

(vi) Kerja tim:

Ada hierarki fungsional karena struktur organisasi hierarkis. Ini cenderung menciptakan persaingan, konflik dan hubungan yang merugikan antara berbagai fungsi di bawah pengaturan tradisional. Namun, di bawah TQM, mekanisme formal dan informal mendorong dan memfasilitasi kerja tim dan pengembangan tim di seluruh organisasi.

(vii) Struktur organisasi:

Manajemen tradisional menekankan pada organisasi yang terstruktur secara hierarkis dan vertikal. TQM, di sisi lain, bertujuan untuk menciptakan budaya jaringan di seluruh dan di antara fungsi-fungsi yang terhubung melalui jaringan pemasok dan pelanggan yang berkolaborasi (internal dan eksternal).

(viii) Rentang kendali:

Banyak lapisan otoritas disukai oleh manajemen tradisional dengan rentang kendali yang pendek. Di sisi lain, TQM menyarankan struktur organisasi yang lebih datar dengan rentang kendali yang luas, di mana otoritas ditekan serendah mungkin dan fleksibilitas dalam operasi didorong.

(ix) Keuntungan vs kualitas:

Manajemen tradisional bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan. Ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan, pengembalian investasi dan keuntungan. Kualitas tidak disukai di bawah pengaturan tradisional, sedangkan di bawah TQM, kualitas menjadi pertimbangan terpenting.

Perusahaan mungkin kehilangan pelanggan secara permanen karena kualitas produk yang buruk. Pelanggan yang tidak puas adalah keuntungan bagi pesaing dan dengan demikian mengurangi keuntungan.

(x) Motivasi:

Setiap orang termotivasi untuk berkontribusi secara maksimal dan TQM menciptakan tindakan yang berorientasi pada tujuan di antara pelanggan, manajer, dan pekerja. Hal ini bertujuan untuk mendorong pengelolaan partisipatif. Di bawah manajemen tradisional, motivasi dicapai dengan kontrol. Orang termotivasi untuk bekerja untuk menghindari kegagalan dan hukuman.

Penggabungan Bisnis

Penggabungan Bisnis

Apa itu Penggabungan Bisnis? Kombinasi Bisnis adalah jenis transaksi di mana bisnis bertujuan untuk tumbuh dalam ukuran menggunakan satu organisasi mengakuisisi organisasi lain dan, oleh karena itu, mengambil kendali atas aktivitas bisnis dan…

Read more