Baca artikel ini untuk mempelajari tentang produk sampingan dan perlakuannya dalam akuntansi biaya.

Biasanya dalam setiap proses terdapat residu yang tertinggal setelah pemindahan produk yang telah selesai sebagian ke proses berikutnya. Misalnya, dalam kasus penghancuran biji minyak, minyak yang dihasilkan akan diteruskan ke proses pemurnian dan bungkil minyak akan tertinggal. Ini tegasnya bukan pemborosan karena bisa dijual di pasaran.

Ini berguna sebagai pupuk kandang atau sebagai pakan ternak. Tetapi jumlah minyak yang dihasilkan ditambah jumlah kue yang tersisa tidak akan sama dengan jumlah biji minyak. Ini akan menjadi sedikit lebih sedikit. Kuantitas yang tidak diperhitungkan adalah kerugian dan usaha harus dijaga serendah mungkin. Residunya, jika dapat dijual di pasar dan dapat digunakan sebagai bahan mentah untuk barang jadi lainnya, dikenal sebagai produk sampingan. Dalam proses pengubahan batu bara menjadi kokas, ­produk sampingan yang bermanfaat seperti tar batu bara, sulfat amoniak, dan benzol diperoleh.

Perlakuan:

Perlakuan dalam akun adalah sebagai berikut:

(a) Jika pemborosan atau produk sampingan dijual di pasar, harga yang terealisasi harus dikreditkan ke akun proses di mana pemborosan atau produk sampingan tersebut muncul. Misalnya, hasil penjualan bungkil harus dikreditkan ke Akun Proses Penghancuran.

(b) Jika pemborosan dari setiap proses secara individual nilainya tidak signifikan, pemborosan dari semua proses harus dijual bersama dan hasil penjualan dikreditkan ke biaya tidak langsung sehingga semua proses memperoleh keuntungan.

(c) Dalam beberapa kasus residu atau pemborosan bersifat sedemikian rupa sehingga dapat diproses kembali dalam proses yang sama dan kemudian diteruskan ke proses berikutnya. Dalam hal ini, nilai pemborosan harus sama dengan nilai bahan yang dimasukkan ke dalam proses. Ini akan ditampilkan sebagai keseimbangan untuk dibawa ke depan dalam proses yang sama.

(d) Dalam beberapa kasus, pemborosan sedemikian rupa sehingga harus diproses ulang dalam proses sebelumnya. Dalam hal ini, nilai yang akan diberikan pada pemborosan adalah nilai bahan yang dimasukkan dalam proses sebelumnya. Misalkan, ‘pemborosan’ yang akan dikreditkan ke proses B harus dimasukkan melalui proses A alih-alih Proses B dan misalkan harga bahan baku yang dimasukkan ke Proses A adalah 2,00 per unit, nilai pemborosan yang akan dikreditkan ke Proses B akan kemudian menjadi 2,00. Jumlah ini harus ditransfer ke Akun Proses A untuk periode berikutnya atau ke Akun Toko, jika disimpan di toko.

Tarif Pajak Efektif vs Marjinal

Tarif Pajak Efektif vs Marjinal

Perbedaan Antara Tarif Pajak Efektif dan Marjinal Tarif pajak efektif adalah persentase yang dikenakan pada total penghasilan kena pajak individu atau organisasi. Sedangkan tarif pajak marjinal adalah tarif pajak progresif yang dikenakan atas…

Read more