Keputusan investasi melibatkan perbandingan manfaat proyek dengan pengeluaran kasnya. Perkembangan masa depan ­suatu perusahaan tergantung pada keputusan investasi. Jadi keputusan ini sangat penting.

Periode Pengembalian:

Ini adalah metode paling sederhana dan paling banyak digunakan untuk menilai keputusan belanja modal. Payback Period mengukur kecepatan pengembalian biaya proyek. Biasanya dinyatakan dalam tahun.

PBP = Arus kas keluar awal / Arus kas masuk tahunan [jika arus kas masuk konstan]

Ada dua metode untuk menghitung payback period. Metode yang disebutkan di atas digunakan ketika arus kas setelah pajak diinformasikan pada setiap tahun umur proyek tetapi metode lain diterapkan ketika arus kas masuk setelah pajak tidak seragam selama setiap tahun umur proyek. Kedua metode perhitungan ­payback period ini dijelaskan dengan bantuan contoh.

Contoh 9.1:

Sebuah proyek membutuhkan investasi awal sebesar Rs 40.000 dan diperkirakan menghasilkan arus kas masuk sebesar Rs 5.000 per tahun selama 10 tahun. Hitung periode pengembalian.

Penyelesaian:

Periode Pengembalian = Investasi awal / Arus kas masuk tahunan

Rp 40.000 / Rp 5.000 = 8 tahun

Periksa 9.2:

Sebuah proyek membutuhkan investasi awal sebesar Rs 5.00.000 dan diperkirakan menghasilkan arus kas masuk masa depan sebesar Rs 62.000, Rs 70.000, Rs 45.000, Rs 72.000, Rs 75.000, Rs 85.000, Rs 90.000, Rs 56.000, Rs 50.000 dan Rs 55.000. Hitung Payback periode.

i. Keuntungan:

Metode Payback Period dalam mengevaluasi proposal investasi sangat populer karena sangat mudah dipahami dan dihitung.

Ini memiliki keuntungan sebagai berikut:

(i) Metode ini mudah dipahami, dihitung dan diterapkan.

(ii) Ini adalah metode cepat perkiraan penyaringan proyek.

(iii) Metode ini memberikan indikasi kepada calon investor kapan dananya kemungkinan besar akan diperoleh kembali.

(iv) Tidak memerlukan asumsi tingkat diskonto.

(v) Sangat membantu untuk memilih proyek dalam hal penjatahan modal karena proyek dengan periode pengembalian yang lebih pendek dapat dipertimbangkan untuk investasi.

  1. Kekurangan:

Metode ini juga memiliki kelemahan tertentu, beberapa di antaranya adalah:

(i) Dalam hal proyek tunggal, jika gagal menunjukkan apakah proposal investasi harus diterima atau ditolak.

(ii) Tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang.

(iii) Tidak mempertimbangkan arus kas setelah periode pengembalian; itu dapat dikatakan sebagai ukuran likuiditas daripada profitabilitas.

(iv) Ini mengabaikan pemborosan modal dan umur ekonomi dari proposal investasi.

aku ii. Kriteria Evaluasi Payback Period:

Dalam kasus proyek tunggal, proposal investasi dipilih jika periode pengembaliannya kurang dari periode yang ditetapkan oleh manajemen. Misalkan ­manajemen perusahaan menetapkan periode pengembalian untuk proyek sebagai ‘N’ tahun, maka kriteria terima-tolak berdasarkan metode Payback Period (PBP) dinyatakan di bawah ini:

PBP < N: Terima proyek

PBP > N: Tolak proyek

Dalam kasus proyek yang saling eksklusif, perusahaan memilih proyek yang memiliki periode pengembalian terpendek.

Tingkat Pengembalian Rata-Rata/Akuntansi:

Ini adalah teknik evaluasi non-diskonto lain dari keputusan belanja modal. Ini adalah ­teknik akuntansi untuk mengukur profitabilitas proposal investasi. Tingkat Pengembalian Akuntansi (ARR) dihitung dengan membagi rata-rata laba tahunan setelah pajak dengan investasi rata-rata. Secara simbolis,

ARR = Laba tahunan rata-rata setelah pajak / Investasi rata-rata x 100

Contoh 9.3:

Biaya sebuah mesin adalah Rs 1.55.000 dan harapan umurnya adalah 5 tahun. Nilai sisa mesin pada akhir 5 tahun akan menjadi Rs 5.000.

Keuntungan yang diharapkan dari mesin diberikan di bawah ini:

i. Keuntungan:

Kelebihan ARR adalah:

(i) Seperti metode PBP, metode ini juga mudah dipahami dan dihitung.

(ii) Berbeda dengan metode PBP, metode ini mempertimbangkan keuntungan sepanjang umur proyek.

(iii) Ini membantu mengukur profitabilitas proyek yang diusulkan.

  1. Kekurangan:

Kelemahan ARR adalah:

(i) Seperti metode PBP, metode ini juga tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang.

(ii) Tidak mengakui arus kas masuk dan keluar dari proyek, karena didasarkan pada ­pendapatan akuntansi.

(iii) Dalam hal proyek tunggal, tidak dapat diindikasikan apakah suatu investasi harus diterima atau ditolak kecuali jika dibandingkan dengan tingkat target manajemen.

aku ii. Kriteria Evaluasi ARR:

Dalam kasus proyek tunggal, proposal investasi dipilih jika ARR lebih dari atau sama dengan tarif yang ditetapkan oleh manajemen. Namun, dalam kasus proyek yang saling eksklusif, proyek yang memiliki ARR tertinggi harus dipilih.

Obligasi vs Pinjaman

Obligasi vs Pinjaman

Perbedaan Antara Obligasi dan Pinjaman Perbedaan utama antara Obligasi dan Pinjaman adalah bahwa obligasi adalah instrumen utang yang diterbitkan oleh perusahaan untuk mengumpulkan dana yang sangat dapat diperdagangkan di pasar, yaitu seseorang yang…

Read more