Selisih antara Pendapatan Nasional Atas Harga Berlaku dan Harga Konstan!
Pendapatan Nasional atas Harga Berlaku:
Ini adalah nilai uang dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh penduduk normal suatu negara dalam satu tahun, diukur dengan harga tahun berjalan. Misalnya, pengukuran Pendapatan Nasional India tahun 2013-2014 dengan harga tahun 2013-2014.
i. Ini juga dikenal sebagai ‘Pendapatan Nasional Nominal’.
- Itu tidak menunjukkan gambaran sebenarnya dari pertumbuhan ekonomi suatu negara karena setiap peningkatan pendapatan nasional nominal mungkin disebabkan oleh kenaikan tingkat harga tanpa perubahan output fisik.
Jadi, untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga, pendapatan nasional juga ditaksir dengan harga konstan.
Pendapatan Nasional Atas Harga Konstan:
Ini adalah nilai uang dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh penduduk normal suatu negara dalam satu tahun, diukur dengan harga tahun dasar. Tahun Dasar adalah tahun normal yang bebas dari fluktuasi harga. Saat ini 2004-2005 diambil sebagai tahun dasar di India. Jika kita mengukur Pendapatan Nasional India tahun 2013-2014 dengan harga tahun 2004-2005, maka ini disebut sebagai ‘Pendapatan Nasional Atas Harga Konstan’.
i. Ini juga dikenal sebagai ‘Pendapatan Nasional Riil’.
- Ini menunjukkan gambaran sebenarnya dari pertumbuhan ekonomi suatu negara karena setiap peningkatan pendapatan nasional riil hanya disebabkan oleh peningkatan output.
Komisi Statistik Nasional (NSC), telah menyarankan untuk merevisi tahun dasar menjadi 2011-12 dari tahun dasar saat ini 2004-05 untuk menghitung Produk Domestik Bruto (PDB) negara yang baru.
Mengapa kita mengukur Pendapatan Nasional dengan harga Tahun Dasar?
Kebutuhan untuk memperkirakan pendapatan nasional atas dasar harga konstan muncul karena pendapatan nasional atas dasar harga berlaku dapat memberikan gambaran yang menyesatkan tentang kinerja ekonomi jika harga terus naik atau turun. Dengan tingkat inflasi yang tinggi di India, pendapatan nasional nominal dapat menciptakan kesan pertumbuhan ekonomi yang salah.
Ilustrasi Numerik:
Mari kita pahami konsep ini dengan bantuan jadwal hipotetis berikut:
Tabel 4.1: Pendapatan Nasional Atas Harga Berlaku dan Pendapatan Nasional Atas Harga Konstan
Komoditas |
Jumlah yang Diproduksi (2013-14) Q 1 |
Harga Tahun Berjalan (Rp) (2013-14) P 1 |
Harga Tahun Dasar (Rs) (2004-2005) P 0 |
Nilai Pasar pada Harga Saat Ini (Rs) (Q 1 xP 1 ) |
Nilai Pasar pada Harga Tahun Dasar (Rs) Q 1 x P 0 |
Gandum (Kg) Kain (Meter) Susu (Liter) |
1.500 500 250 |
12/Kg 10/meter 8/Liter |
7/kg 6/meter 8/liter |
12.000 5.000 3.000 |
7.000 3.000 2.000 |
|
|
|
Nilai Pasar Total |
20.000 |
12.000 |
Seperti terlihat pada Tabel 4.1, Pendapatan nasional tahun 2013-14 pada harga tahun berjalan adalah Rs 20.000 dan pada harga tahun dasar adalah Rs 12.000 untuk tingkat output yang sama. Perbedaan Rs 8.000 tidak nyata. Itu tidak memberikan gambaran yang sebenarnya tentang pertumbuhan ekonomi karena kenaikan itu semata-mata karena kenaikan harga.
Jadi, pertumbuhan ekonomi riil hanya dapat diukur melalui pendapatan nasional atas dasar harga konstan.
Konversi Pendapatan Nasional atas Harga Berlaku menjadi Harga Konstan:
Hal ini dapat dilakukan dengan menghilangkan pengaruh perubahan harga terhadap pendapatan nasional dengan bantuan ‘Indeks Harga’ yang sesuai. Indeks Harga adalah angka indeks yang menunjukkan perubahan tingkat harga antara dua periode waktu yang berbeda. Ini menunjukkan apakah kenaikan atau penurunan pendapatan nasional dari tahun ke tahun adalah nyata atau tidak.
Itu dilakukan dengan bantuan rumus berikut:
Pendapatan Nasional Atas Harga Berlaku = Pendapatan Nasional Atas Harga Konstan/Indeks Harga Berlaku x 100
Misalnya, jika indeks harga tahun berjalan adalah 150 dan pendapatan nasional atas harga berlaku adalah Rp 1.50.000, maka pendapatan nasional atas harga konstan adalah:
Pendapatan Nasional Atas Harga Konstan = 1.50.000/150 x 100 = Rs 1.00.000 crores.