Bacalah artikel ini untuk mempelajari tentang pengaruh kurva permintaan terhadap barang substitusi dan barang komplementer!

Barang Pengganti:

Barang substitusi adalah barang yang dapat digunakan sebagai pengganti satu sama lain untuk memenuhi keinginan tertentu, seperti teh dan kopi. Permintaan untuk komoditas tertentu bervariasi secara langsung dengan harga barang substitusi. Misalnya, jika harga barang substitusi (misalkan kopi) naik, maka permintaan komoditas tertentu (misalkan teh) akan naik karena teh akan menjadi relatif lebih murah dibandingkan dengan kopi. Mari kita bersihkan ini dengan bantuan Gambar 3.10:

Seperti yang terlihat pada diagram di atas, harga kopi (barang substitusi) ditunjukkan pada sumbu Y dan permintaan teh (komoditas tertentu) pada sumbu X. Ketika harga kopi naik dari OP ke OP 1 , permintaan teh juga naik dari OQ ke OQ 1 .

Barang Pelengkap:

Barang komplementer adalah barang-barang yang digunakan bersama-sama untuk memenuhi suatu keinginan tertentu. Permintaan untuk komoditas tertentu bervariasi berbanding terbalik dengan harga barang komplementer. Misalnya, jika harga barang komplementer (misalnya gula) naik, maka permintaan untuk komoditas tertentu (misalnya teh) akan turun karena akan relatif lebih mahal untuk menggunakan kedua barang tersebut secara bersamaan. Mari kita pahami hal ini melalui Gambar 3.11:

Seperti yang terlihat pada diagram di atas, harga gula (barang komplementer) ditunjukkan pada sumbu Y dan permintaan teh (komoditas tertentu) pada sumbu X. Ketika harga gula naik dari OP ke OP 1 , permintaan teh turun dari OQ ke OQ 1 .

Perlu dicatat bahwa kurva permintaan menunjukkan hubungan antara kuantitas yang diminta dari suatu komoditas dan harganya. Jadi, Gambar 3.10 dan Gambar 3.11 bukanlah kurva permintaan karena menunjukkan hubungan antara permintaan untuk komoditas tertentu dan harga barang terkait.

Permintaan tidak terpengaruh oleh Perubahan Harga Barang Tidak Terkait:

Permintaan suatu komoditi dipengaruhi oleh perubahan harga barang-barang yang berhubungan saja (barang substitusi dan barang komplementer). Setiap perubahan harga barang yang tidak terkait tidak mempengaruhi permintaan untuk komoditas tertentu. Barang tidak terkait mengacu pada barang-barang yang tidak terkait dengan permintaan komoditas tertentu. Misalnya, tidak akan ada perubahan permintaan teh dengan perubahan harga Pena.

Sumber Gambar : web-books.com/eLibrary/Books/B0/B63/IMG/fwk-rittenberg-fig07_006.jpg

Permintaan Silang:

Permintaan silang mengacu pada hubungan antara permintaan komoditas tertentu dan harga komoditas terkait, hal-hal lain tetap sama. Permintaan silang menunjukkan berapa banyak jumlah komoditas tertentu yang akan diminta pada harga yang berbeda dari komoditas terkait (substitusi atau komplementer). Itu dapat dinyatakan sebagai: D x = f (P y )

{Di mana: D x = Permintaan untuk komoditas tertentu; f = Hubungan fungsional; P y = Harga komoditas terkait (substitusi atau komplementer).}

Permintaan Silang dapat berupa Positif atau Negatif:

i. Permintaan silang positif untuk barang substitusi karena permintaan untuk komoditas tertentu bervariasi secara langsung dengan harga barang substitusi.

  1. Permintaan silang negatif dalam kasus barang komplementer karena permintaan untuk komoditas tertentu bervariasi berbanding terbalik dengan harga barang komplementer.

Efek Harga Silang pada Kurva Permintaan:

Efek Harga Silang mengacu pada efek pada permintaan komoditas tertentu karena perubahan harga komoditas terkait. Artinya, efek harga silang berasal dari barang substitusi dan barang komplementer. Mari kita pahami efek kurva permintaan suatu komoditas ketika ada perubahan harga barang substitusi dan komplementer.

Perubahan Harga Barang Substitusi:

Perubahan (kenaikan atau penurunan) harga barang substitusi secara langsung mempengaruhi permintaan suatu komoditas.

(i) Kenaikan Harga Barang Pengganti:

Ketika harga barang substitusi (misalnya kopi) naik, permintaan untuk komoditas tertentu (misalnya teh) juga naik dari OQ ke OQ 1 dengan harga OP yang sama. Ini menyebabkan pergeseran kurva permintaan komoditas tertentu dari DD ke D 1 D 1 ke kanan

(ii) Penurunan Harga Barang Substitusi:

Dengan penurunan harga barang substitusi (kopi), permintaan komoditas tertentu (teh) juga menurun dari OQ ke OQ 1 dengan harga OP yang sama. Ini menggeser kurva permintaan komoditas tertentu ke kiri dari DD ke D 1 D 1 .

Perubahan Harga Barang Pelengkap:

Kenaikan atau penurunan harga barang komplementer berbanding terbalik dengan permintaan komoditas tertentu.

(i) Kenaikan Harga Barang Komplementer:

Ketika harga barang komplementer (misalnya gula) naik, permintaan untuk komoditas tertentu (misalnya teh) turun dari OQ ke OQ 1 dengan harga OP yang sama. Akibatnya, kurva permintaan komoditi tertentu bergeser ke kiri dari DD ke D 1 D 1 .

(ii) Penurunan Harga Barang Komplementer:

Dengan penurunan harga barang pelengkap (gula), permintaan komoditas tertentu (teh) meningkat dari OQ ke OQ 1 dengan harga OP yang sama. Akibatnya, kurva permintaan komoditi tertentu bergeser ke kanan dari DD ke D 1 D 1 .

Komponen Laporan Keuangan

Komponen Laporan Keuangan

Apa Saja Komponen Laporan Keuangan? Komponen Laporan Keuangan adalah blok bangunan yang bersama-sama membentuk Laporan Keuangan dan membantu memahami kesehatan keuangan bisnis. Dan terdiri dari Laporan Laba Rugi, Neraca, Laporan Arus Kas, dan…

Read more