Tujuh tren teratas dalam ritel di India adalah sebagai berikut: 1. Pergeseran dari Ritel Tidak Terorganisir ke Ritel Terorganisir 2. Desain Toko 3. Persaingan 4. Bentuk Ritel Baru 5. Teknologi 6. Perilaku Pembelian Konsumen 7. Hiburan.

1. Pergeseran dari Ritel Tidak Terorganisir ke Ritel Terorganisir:

Ritel di India benar-benar tidak terorganisir. Tidak ada perspektif manajemen rantai pasokan. Faktor kunci yang mendorong pertumbuhan ritel terorganisir di India adalah pendapatan yang dapat dibelanjakan yang lebih tinggi, ­urbanisasi yang meningkat, konsumerisme yang tumbuh, struktur keluarga inti, pertumbuhan jumlah populasi wanita berpendidikan dan bekerja.

2. Desain Toko:

Terlepas dari formatnya, tantangan terbesar untuk ritel terorganisir adalah menciptakan lingkungan yang menarik orang dan membuat mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbelanja dan juga meningkatkan jumlah belanja impulsif.

3. Persaingan:

Persaingan meningkat antara berbagai jenis pengecer. Toko diskon, department store, supermarket, dll semua bersaing untuk pelanggan yang sama. Pengecer independen kecil bertahan dengan ­memberikan layanan pribadi kepada pelanggan.

4. Bentuk Ritel Baru:

Mal modern masuk ke India pada akhir 1990-an, dengan pendirian Crossroads di Mumbai dan Ansal Plaza di Delhi. Pusat perbelanjaan sejati pertama di India, ‘Crossroads’—lengkap dengan pujasera, fasilitas rekreasi, dan tempat parkir mobil yang luas—diresmikan pada akhir tahun 1999 di Mumbai. Mal telah memberikan dimensi baru pada pengalaman berbelanja.

5. Teknologi:

Teknologi saat ini telah menjadi alat yang kompetitif. Ini adalah teknologi yang membantu pengecer terorganisir untuk mengalahkan pemain yang tidak terorganisir, memberikan keuntungan biaya dan layanan. Teknologi juga memungkinkan pertumbuhan ritel non-toko.

6. Perilaku Pembelian Konsumen:

Di India, tidak ada tren yang seragam sehubungan dengan perilaku pembelian konsumen. Ada perbedaan yang terlihat dalam pola belanja konsumen di seluruh segmen pendapatan. Ritel terorganisir pasti membuat kemajuan di kelas atas.

Namun, bahkan di segmen ini, barang-barang seperti susu, buah-buahan, sayuran, dan sebagian besar pembelian ‘sepanjang bulan’ tampaknya dilakukan di ­gerai-gerai tradisional. Gerai ritel yang terorganisir tampaknya terkait dengan barang bermerek/pembelian khusus. Pengeceran terorganisir tampaknya tidak berdampak pada kelas bawah, kecuali untuk belanja ‘rasa ingin tahu’.

7. Hiburan:

Format retail modern menyediakan tempat berkumpulnya masyarakat, dan sarana hiburan, dengan menyediakan ­fasilitas seperti food court, mini theater, ruang bermain anak dan coffee shop. Fasilitas ini membantu pelanggan menikmati berbelanja.

Impor

Impor

Arti Impor Impor adalah praktik perdagangan internasional yang melibatkan pembelian barang dan jasa dari negara asing. Ini adalah penentu penting dari neraca perdagangan suatu negara. Semakin rendah nilainya, semakin menguntungkan neraca perdagangan dalam…

Read more