Baca artikel ini untuk mempelajari tentang keseimbangan produsen!

Curtsey Gambar: 2.bp.blogspot.com/-dKe2rglfU7c/Ti951vazw2I/AAAAAAAAAA0/uXHTV18g5sU/s1600/marketequilibrium.jpg

Seperti konsumen, produsen juga bertujuan untuk memaksimalkan kepuasannya. Tapi kepuasan produsen dimaksimalkan dalam hal keuntungan. Jadi, artikel ini berkaitan dengan penentuan tingkat output yang menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk memahami dengan jelas konsep keseimbangan produsen, perlu dipahami arti laba.

Arti Keuntungan:

Keuntungan mengacu pada kelebihan penerimaan dari penjualan barang atas pengeluaran yang dikeluarkan untuk memproduksinya.

Jumlah yang diterima dari penjualan barang dikenal sebagai ‘pendapatan’ dan pengeluaran untuk produksi barang tersebut disebut sebagai ‘biaya’. Perbedaan antara pendapatan dan biaya dikenal sebagai ‘laba’. Misalnya, jika suatu perusahaan menjual barang seharga Rp. 10 crores setelah mengeluarkan biaya sebesar Rs. 7 crores, maka keuntungan akan menjadi Rs. 3 crores.

Kesetimbangan Produsen:

Ekuilibrium mengacu pada keadaan istirahat ketika tidak ada perubahan yang diperlukan. Suatu perusahaan (produsen) dikatakan berada dalam ekuilibrium ketika ia tidak memiliki kecenderungan untuk memperluas atau mengurangi outputnya. Keadaan ini mencerminkan keuntungan maksimum atau kerugian minimum.

Ada dua metode untuk menentukan Keseimbangan Produsen:

  1. Pendekatan Pendapatan Total dan Biaya Total (Pendekatan TR-TC)
  2. Pendekatan Marginal Revenue dan Marginal Cost (MR-MC Approach)

Perlu dicatat bahwa ruang lingkup silabus terbatas pada “Producer’s Equilibrium by MR-MC Approach”. Namun, untuk pemahaman yang lebih baik, diberikan “Ekuilibrium Produsen dengan pendekatan TR-TC”.

Sebelum kita melangkah lebih jauh, kita harus jelas tentang satu hal lagi. Produsen dapat mencapai tingkat ekuilibrium dalam dua situasi yang berbeda:

(i) Ketika Harga Tetap Konstan (Terjadi dalam Persaingan Sempurna). Dalam situasi ini, perusahaan harus menerima harga yang sama seperti yang ditentukan oleh industri. Artinya, berapapun kuantitas suatu komoditas dapat dijual dengan harga tertentu.

(ii) Ketika Harga Turun dengan kenaikan output (Itu terjadi di bawah Persaingan Tidak Sempurna). Dalam situasi ini, perusahaan mengikuti kebijakan penetapan harganya sendiri. Namun, itu dapat meningkatkan penjualan hanya dengan menurunkan harga.

Untuk pembahasan rinci tentang Persaingan Sempurna dan Tidak Sempurna, lihat Bab 10. Sekarang mari kita bahas penentuan ‘Keseimbangan Produsen’ dengan kedua metode tersebut dalam dua situasi secara terpisah.

Pendekatan Pendapatan Total-Biaya Total (Pendekatan TR-TC):

Suatu perusahaan mencapai tahap ekuilibrium ketika memaksimalkan keuntungannya, yaitu ketika dia memaksimalkan perbedaan antara TR dan TC. Setelah mencapai posisi tersebut, tidak akan ada insentif bagi produsen untuk menambah atau mengurangi output dan produsen akan dikatakan berada pada keseimbangan.

Menurut pendekatan TR-TC, ekuilibrium produsen mengacu pada tahap tingkat output di mana perbedaan antara TR dan TC dimaksimalkan secara positif dan keuntungan total turun karena semakin banyak unit output yang diproduksi. Jadi, dua kondisi penting untuk keseimbangan produsen adalah:

Perbedaan antara TR dan TC dimaksimalkan secara positif;

Keuntungan total jatuh setelah tingkat output itu.

Syarat pertama adalah syarat mutlak. Tapi, itu harus dilengkapi dengan syarat kedua. Jadi, kedua kondisi tersebut diperlukan untuk mencapai ekuilibrium produsen.

Ekuilibrium Produsen (Saat Harga Tetap Konstan):

Ketika harga tetap sama di semua tingkat output (seperti dalam persaingan sempurna), setiap produsen bertujuan untuk menghasilkan tingkat output di mana ia dapat memperoleh keuntungan maksimum, yaitu ketika perbedaan antara TR dan TC maksimum. Mari kita pahami ini dengan bantuan Tabel 8.1, di mana harga pasar ditetapkan pada Rs. 10 per satuan:

Tabel 8.1: Kesetimbangan Produsen (Ketika Harga Tetap Konstan):

Keluaran (unit)

Harga (Rp.)

TR (Rp.)

TC (Rp.)

Untung = TR-TC (Rp.)

Catatan

0

10

0

5

-5

Keuntungan naik

1

10

10

8

2

dengan peningkatan

2

10

20

15

5

dalam keluaran

3

10

30

21

9

 

4

10

40

31

9

Kesetimbangan Produsen

5

10

50

42

8

Keuntungan jatuh dengan

6

10

60

54

6

peningkatan output

Menurut Tabel 8.1, keuntungan maksimum Rs. 9 dapat dicapai dengan memproduksi 3 unit atau 4 unit. Namun, produsen akan berada pada keseimbangan pada 4 unit output karena pada tingkat ini, kedua kondisi keseimbangan produsen terpenuhi:

  1. Produsen memperoleh keuntungan maksimum sebesar Rp. 9;
  2. Total keuntungan turun menjadi Rs. 8 setelah 4 unit keluaran.

Pada Gambar 8.1, Ekuilibrium produsen akan ditentukan pada tingkat output P OQ di mana jarak vertikal antara kurva TR dan TC adalah yang terbesar. Pada tingkat output ini, garis singgung kurva TC (di titik G) sejajar dengan kurva TR dan perbedaan antara kedua kurva (diwakili oleh jarak GH) maksimum.

Pada jumlah yang lebih kecil atau lebih besar dari OQ, seperti unit OQ 1 atau OQ 2 , garis singgung kurva TC tidak akan sejajar dengan kurva TR. Jadi, produsen berada pada ekuilibrium pada OQ unit output.

Ekuilibrium Produsen (Ketika Harga Turun dengan kenaikan output):

Ketika harga turun dengan kenaikan output (seperti dalam kasus persaingan tidak sempurna), masing-masing produsen bertujuan untuk menghasilkan tingkat output di mana ia dapat memperoleh keuntungan maksimum, yaitu ketika perbedaan antara TR dan TC maksimum. Mari kita pahami ini dengan bantuan Tabel 8.2:

Tabel 8.2: Ekuilibrium Produsen (Ketika Harga Turun dengan Kenaikan Output):

Keluaran (unit)

Harga (Rp.)

TR (Rp.)

TC (Rp.)

TR -TC (Rs.)

Catatan

0

10

0

2

-2

Keuntungan naik

1

9

9

5

4

dengan peningkatan

2

8

16

9

7

dalam keluaran

3

7

21

11

10

 

4

6

24

14

10

Kesetimbangan Produsen

5

5

25

20

5

Keuntungan jatuh dengan

6

4

24

27

-3

peningkatan output

Seperti terlihat pada Tabel 8.2, produsen akan berada pada ekuilibrium pada 4 unit output karena pada tingkat ini kedua kondisi ekuilibrium produsen terpenuhi:

Produsen memperoleh keuntungan maksimum sebesar Rp. 10;

Total keuntungan jatuh ke Rs. 5 setelah 4 unit keluaran.

Pada Gambar 8.2, ekuilibrium produsen akan ditentukan pada tingkat output OQ di mana jarak vertikal antara kurva TR dan TC adalah yang terbesar. Pada tingkat output ini, garis singgung kurva TR (pada titik H) sejajar dengan garis singgung kurva TC (pada titik G) dan perbedaan antara kedua kurva (diwakili oleh jarak GH) adalah maksimum.

Pendekatan Pendapatan Marjinal-Biaya Marginal (Pendekatan MR-MC):

Menurut pendekatan MR-MC, ekuilibrium produsen mengacu pada tahap tingkat output di mana:

1.MC = MR:

Selama MC kurang dari MR, menguntungkan bagi produsen untuk terus memproduksi lebih banyak karena menambah keuntungannya. Dia berhenti memproduksi lebih banyak hanya ketika MC menjadi sama dengan MR.

  1. MC lebih besar dari MR setelah MC = MR output level:

Ketika MC lebih besar dari MR setelah ekuilibrium, berarti memproduksi lebih banyak akan menyebabkan penurunan keuntungan.

Kedua kondisi yang diperlukan untuk Ekuilibrium Produsen:

1.MC = MR:

Kita tahu, MR adalah penambahan TR dari penjualan satu unit output lagi dan MC adalah penambahan TC untuk meningkatkan produksi sebesar satu unit. Setiap produsen bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan total. Untuk ini, perusahaan membandingkan MR-nya dengan MC-nya. Keuntungan akan meningkat selama MR melebihi MC dan keuntungan akan turun jika MR kurang dari MC.

Jadi, ekuilibrium tidak tercapai ketika MC < MR karena dimungkinkan untuk menambah keuntungan dengan memproduksi lebih banyak. Produsen juga tidak berada dalam keseimbangan ketika MC > MR karena manfaat lebih kecil dari biaya. Artinya, perusahaan akan berada pada ekuilibrium ketika MC – MR.

  1. MC lebih besar dari MR setelah MC = MR output level:

MC = MR adalah kondisi yang diperlukan, tetapi tidak cukup untuk memastikan keseimbangan. Hal ini karena MC = MR dapat terjadi pada lebih dari satu tingkat output. Namun, dari jumlah tersebut, hanya tingkat output tersebut yang merupakan output ekuilibrium ketika MC menjadi lebih besar dari MR setelah ekuilibrium.

Karena jika MC lebih besar dari MR, maka produksi diluar MC = MR output akan mengurangi keuntungan. Di sisi lain, jika MC lebih kecil dari MR di luar MC = MR output, dimungkinkan untuk menambah keuntungan dengan memproduksi lebih banyak. Jadi, syarat pertama harus dilengkapi dengan syarat kedua untuk mencapai ekuilibrium produsen.

Ekuilibrium Produsen (Saat Harga Tetap Konstan):

Ketika harga tetap konstan, perusahaan dapat menjual sejumlah output dengan harga yang ditetapkan oleh pasar. Harga atau AR tetap sama di semua tingkat output. Selain itu, pendapatan dari setiap unit tambahan (MR) sama dengan AR. Artinya, kurva AR sama dengan kurva MR. Produsen bertujuan untuk menghasilkan tingkat output di mana MC sama dengan MR dan MC lebih besar dari MR setelah MC = MR tingkat output.

Mari kita pahami ini dengan bantuan Tabel 8.3, di mana harga pasar ditetapkan pada Rs. 12 per unit:

Tabel 8.3: Kesetimbangan Produsen (Ketika Harga Tetap Konstan)

Keluaran (unit)

Harga (Rp.)

TR (Rp.)

TC (Rp.)

MR (Rp.)

MC (Rp.)

Untung = TR-TC (Rp.)

1

12

12

13

12

13

-1

2

12

24

25

12

12

-1

3

12

36

34

12

9

2

4

12

48

42

12

8

6

5

12

60

54

12

12

6

6

12

72

68

12

14

4

Berdasarkan Tabel 8.3, kondisi MC = MR terpenuhi baik pada tingkat output 2 unit maupun 5 unit. Tetapi kondisi kedua, ‘MC menjadi lebih besar dari MR’ hanya terpenuhi pada 5 unit output. Oleh karena itu, Producer’s Equilibrium akan tercapai pada 5 unit output. Mari kita bahas penentuan kesetimbangan dengan bantuan diagram:

Ekuilibrium Produsen ditentukan pada tingkat output OQ yang sesuai dengan titik K seperti pada titik ini: (i) MC = MR; dan (ii) MC lebih besar dari MR setelah MC = MR output level. Pada Gambar 8.3, output ditunjukkan pada sumbu X dan pendapatan serta biaya pada sumbu Y. Kurva AR dan MR adalah garis lurus sejajar dengan sumbu X. Kurva MC berbentuk U. Ekuilibrium produsen akan ditentukan pada tingkat output OQ yang sesuai dengan titik K karena hanya pada titik K, dua kondisi berikut terpenuhi:

1.MC = MR; dan

  1. MC lebih besar dari MR setelah MC = MR output level

Meskipun MC = MR juga terpenuhi di titik R, tetapi ini bukan titik kesetimbangan karena hanya memenuhi kondisi pertama (yaitu MC = MR). Jadi, produsen akan berada pada ekuilibrium di titik K ketika kedua kondisi terpenuhi.

Hubungan antara Harga dan MC pada Ekuilibrium (Saat Harga Tetap Konstan):

Ketika harga tetap sama di semua tingkat output, maka Harga (atau AR) = MR. Karena ekuilibrium tercapai ketika MC = MR, artinya harga sama dengan MC pada tingkat ekuilibrium. Untuk, “Laba Kotor Maksimum pada Titik Ekuilibrium Produsen”, lihat Bagian Power Booster.

Ekuilibrium Produsen (Ketika Harga Turun dengan kenaikan output):

Ketika tidak ada harga tetap dan harga turun dengan kenaikan output, kurva MR miring ke bawah. Produsen bertujuan untuk menghasilkan tingkat output di mana MC sama dengan MR dan kurva MC memotong kurva MR dari bawah. Mari kita pahami ini dengan bantuan Tabel 8.4:

Tabel 8.4: Ekuilibrium Produsen (Ketika Harga Turun dengan Kenaikan Output):

Keluaran (unit)

Harga (Rp.)

TR (Rp.)

TC (Rp.)

MR (Rp.)

MC (Rp.)

Untung = TR-TC (Rp.)

1

8

8

6

8

6

2

2

7

14

11

6

5

3

3

6

18

15

4

4

3

4

5

20

20

2

. 5

0

5

4

20

26

0

6

-6

Menurut Tabel 8.4, kedua kondisi ekuilibrium terpenuhi pada 3 unit output. MC sama dengan MR dan MC lebih besar dari MR ketika lebih banyak output diproduksi setelah 3 unit output. Jadi, Producer’s Equilibrium akan tercapai pada 3 unit output. Mari kita pahami penentuan kesetimbangan dengan bantuan diagram:

Ekuilibrium Produsen ditentukan pada tingkat output OM yang sesuai dengan titik E seperti pada titik ini: (i) MC = MR; dan (ii) MC lebih besar dari MR setelah MC = MR output level.

Pada Gambar 8.4, output ditunjukkan pada sumbu X dan pendapatan serta biaya pada sumbu Y. Ekuilibrium produsen akan ditentukan pada tingkat output OM yang sesuai dengan titik E karena pada titik ini dua kondisi berikut terpenuhi:

1.MC = MR; dan

  1. MC lebih besar dari MR setelah MC = MR output level.

Jadi, produsen berada pada ekuilibrium pada unit output OM.

Hubungan antara Harga dan MC pada Ekuilibrium (Ketika Harga Turun dengan kenaikan output):

Ketika lebih banyak output dapat dijual hanya dengan mengurangi harga, maka Harga (atau AR) > MR. Karena ekuilibrium tercapai ketika MC = MR, artinya harga lebih dari MC pada tingkat ekuilibrium.

Upah Kotor

Upah Kotor

Pengertian Upah Bruto Upah kotor adalah jumlah total remunerasi yang dibayarkan kepada karyawan, per jam atau bulanan, sebelum pemotongan seperti pajak, termasuk jaminan sosial dan Medicare, asuransi jiwa, kontribusi pensiun, bonus, dll., Dilakukan….

Read more