Seiring dengan kreativitas, self-efficacy adalah faktor lain yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan. Dengan kata sederhana, ‘kemanjuran diri’ berarti keyakinan seseorang atau pengusaha bahwa dia memiliki kemampuan, motivasi, dan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas dengan sukses. Ini mengacu pada rasa kecukupan dalam diri seseorang.

Hal ini mempengaruhi orientasi seseorang dan kinerja tugas. Namun, efisiensi diri biasanya dikonseptualisasikan sebagai keyakinan khusus situasi. Seseorang dapat percaya bahwa seseorang dapat melakukan tugas tertentu dalam satu situasi, tetapi kurang percaya diri dengan tugas itu dalam situasi lain. Orang dengan efikasi pribadi yang tinggi memiliki sikap ‘dapat melakukan’ terhadap tugas tertentu dan terhadap tantangan dalam hidup.

Pengusaha memiliki tingkat self-efficacy yang tinggi dan efektivitasnya tergantung pada dua faktor:

(i) Dominasi efikasi diri, dan

(ii) Intensitas efikasi diri.

Dengan demikian, keefektifan wirausaha, untuk sebagian besar, telah menjadi sine quo non dengan kemanjuran diri wirausaha. Bergantung pada tingkat efikasi penjualan, efektivitas wirausaha dapat diukur.

Contoh berikut mengilustrasikannya:

  1. Tuan Rakesh Bedi percaya bahwa dia memiliki pengetahuan yang baik di bidang teknik dan manajemen dari institut bereputasi internasional. Dia juga berpikir bahwa pencampuran pengetahuan seperti itu akan membantunya melakukan tugas-tugas yang menantang dan sulit. Ia selalu berusaha untuk tampil lebih baik dan berkualitas.
  2. Pak Satish Nagpal adalah orang lain dengan latar belakang pendidikan yang sama. Namun, tidak seperti Pak Bedi, Pak Nagpal tidak memberikan signifikansi apa pun pada kualifikasinya untuk tampil lebih baik. Dia percaya dalam melakukan hal-hal apa dan bagaimana atasannya mengharapkan dia. Dia percaya bahwa bukanlah dirinya untuk berhasil atau gagal. Dia harus menerima apa pun yang menghalangi jalan hidupnya.

Dengan demikian, jelas dari dua contoh di atas bahwa sementara Pak Bedi memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi, sebaliknya Pak Nagpal memiliki tingkat efikasi diri yang rendah. Perbedaan tingkat self-efficacy mereka tentunya mempengaruhi tingkat efektivitas mereka dalam tugas-tugasnya. Pak Bedi adalah contoh ‘reformis dan Pak Nagpal yang ‘konformis’, Reformis memacu kreativitas sementara konformis membuat kebuntuan.

Diversifikasi Produk

Diversifikasi Produk

Arti Diversifikasi Produk Diversifikasi produk adalah strategi bisnis yang melibatkan produksi dan penjualan lini produk baru atau divisi produk, layanan atau divisi layanan yang melibatkan perangkat pengetahuan, keterampilan, mesin, dll. yang sama atau…

Read more