Ada dua pendekatan penting untuk ekonomi ekologis yang kami jelaskan sebagai berikut:

1. Pendekatan Steady-State:

Dr. Herman Daly, penulis Pendekatan Steady State menjelaskannya dalam kata ini. “Sistem ekonomi negara yang mapan dicirikan oleh kekuatan-kekuatan yang seimbang dan berlawanan yang mempertahankan persediaan kekayaan fisik dan orang-orang yang konstan melalui sistem interaksi dinamis dan putaran umpan balik. Tingkat aliran atau throughput yang rendah dari sumber daya materi dan energi mempertahankan kekayaan dan ukuran populasi ini pada tingkat yang diinginkan dan berkelanjutan.â€

Pendekatan Daly mengakui fakta bahwa sistem ekonomi tidak terisolasi dari alam tetapi sepenuhnya bergantung pada ekosistem untuk barang dan jasa alam yang disediakannya. Pendekatan ini juga menandakan aspek lain dari ekologi yaitu peningkatan kualitas barang dan jasa tanpa menghabiskan atau menurunkan sumber daya alam untuk generasi mendatang.

Pendekatan ini menegaskan bahwa arus pemeliharaan harus dijaga dalam batas-batas ekologis. Mengingat saling ketergantungan antara ukuran stok dan arus, diasumsikan bahwa stok harus tepat konstan sebagai kebutuhan fisik.

Sampai batas tertentu, pembangunan berkelanjutan dapat dipertukarkan dengan masyarakat kondisi mapan. Pembangunan berkelanjutan menyiratkan pencapaian masyarakat yang mapan dengan fokus pada peningkatan kualitas hidup manusia, menggunakan energi dan sumber daya secara lebih efisien dan mempertimbangkan batas pertumbuhan.

Tetapi aktivitas pertumbuhan atau pemeliharaan membutuhkan sumber daya; bahkan kondisi mapan membutuhkan tingkat konsumsi sumber daya tertentu (terbarukan dan tidak terbarukan). Tingkat konsumsi yang dibutuhkan ini tergantung pada intensitas dan kualitas aktivitas manusia. Jelas, standar hidup yang lebih tinggi dan lebih banyak orang membutuhkan lebih banyak sumber daya.

2. Ruang Pemanfaatan Lingkungan:

Dalam beberapa tahun terakhir, upaya telah dilakukan untuk mendefinisikan konsep pembangunan berkelanjutan dalam hal ruang pemanfaatan lingkungan. Horst Siebert adalah ekonom pertama yang menggunakan istilah ruang pemanfaatan lingkungan pada tahun 1982. Kemudian dipopulerkan oleh ekonom Belanda Hans Opschoor dan para pendukungnya.

Ruang pemanfaatan lingkungan dapat dipertukarkan dengan ruang lingkungan. Ruang lingkungan, adalah filosofi fleksibel dari kehidupan berkelanjutan dan pendekatan pengelolaan sumber daya planet. Ini adalah pendekatan untuk menilai dan mengukur berapa banyak yang mampu kita produksi dan konsumsi tanpa merusak planet ini. Motifnya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi konsumsi sumber daya tak terbarukan.

Pendekatan ini didasarkan pada tiga prinsip. Prinsip pertama mengasumsikan bahwa ada batas jumlah tekanan yang dapat ditangani oleh ekosistem bumi tanpa merusak sistem ini. Untuk hidup dalam batas-batas sistem, kita harus memperhatikan pemanfaatan sumber daya baik yang terbarukan maupun yang tidak ­terbarukan secara rasional. Selanjutnya, jumlah polusi harus dikendalikan.

Prinsip kedua adalah bahwa produksi dan konsumsi harus berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa-bangsa.

Prinsip ketiga adalah kesetaraan global akses ke sumber daya antar negara. Ini berarti bahwa semua negara harus memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dunia, dan juga tanggung jawab yang sama atas pengelolaan sumber daya tersebut.

Titik tolaknya adalah prinsip keadilan yaitu keyakinan bahwa pembangunan berkelanjutan mensyaratkan pemerataan hak milik untuk penggunaan sumber daya alam di seluruh dunia. Konsep ini banyak digunakan dalam pengukuran keberlanjutan.

Filter Tabel Pivot

Filter Tabel Pivot

Filter di PivotTable tidak serupa dengan filter di tabel atau data yang kami gunakan. Di filter PivotTable, kami memiliki dua metode untuk digunakan. Salah satunya adalah dengan mengklik kanan pada PivotTable, dan kita…

Read more