Untuk menentukan sifat tanah yang akan dilewati struktur bawah dan pondasi jembatan yang diusulkan dan di mana pondasi akan diletakkan, penyelidikan tanah diperlukan. Baik pendahuluan yang diikuti dengan penyelidikan tanah terperinci umumnya dilakukan di setiap lokasi dermaga jembatan dan abutment yang diusulkan.

Sampel tanah terganggu dan tidak terganggu harus dikumpulkan dan dari sampel tanah ini sifat tanah dan sifat-sifat karakteristiknya harus ditentukan. Ukuran partikel dari strata tanah dasar hingga kedalaman tertentu akan menunjukkan faktor lanau Lacey di mana kedalaman pondasi dari pertimbangan gerusan harus ditetapkan.

Sifat tanah, mis. tanah liat, tanah liat kaku, pasir, pasir bercampur sirap/kerikil, pasir bercampur sirap/batu besar dll. akan menunjukkan kesulitan yang mungkin dihadapi selama pemancangan tiang pancang atau penenggelaman sumur.

Sifat-sifat karakteristik tanah seperti kohesi, sudut gesek dalam, berat satuan dan lain-lain dari strata tanah di sisi tiang/sumur akan memberikan kapasitas tiang atau tahanan pasif tanah yang ditawarkan kepada pondasi sumur masing-masing.

Koefisien tekan tanah di sekitar atau di bawah pondasi tiang/sumur akan memprediksi karakteristik penurunan pondasi. Oleh karena itu, penyelidikan tanah yang dilakukan dengan benar memberikan banyak informasi penting untuk desain dan konstruksi pondasi jembatan.

Perlunya dilakukan penyelidikan tanah adalah untuk mendapatkan informasi sebagai berikut:

(i) Sifat endapan tanah hingga kedalaman yang cukup (biasanya 1,25 sampai 1,5 kali kedalaman pondasi yang diusulkan dari permukaan dasar).

(ii) Ketebalan dan komposisi tiap lapisan tanah.

(iii) Ketebalan dan komposisi batuan jika strata berbatu tersedia.

(iv) Sifat teknik tanah dan strata batuan yang diperlukan untuk desain pondasi jembatan.

1 . Kedalaman Eksplorasi Tanah:

Atas dasar perhitungan hidraulik dan gerusan, kedalaman sementara pondasi ditentukan tergantung pada ketersediaan strata tanah yang sesuai pada kedalaman ini dan beberapa kedalaman di bawahnya. Kedalaman pengeboran harus merupakan kedalaman pondasi yang diantisipasi ditambah satu setengah sampai dua kali lebar pondasi (dalam hal pondasi tiang pancang, satu setengah sampai dua kali lebar kelompok tiang).

Kedalaman ini dapat ditingkatkan lebih lanjut jika strata yang sangat lemah atau kompresibel pada kedalaman yang lebih besar ditunjukkan oleh pengeboran pendahuluan.

 

 

2 . Tata Letak Pengeboran:

Lubang bor harus ditempatkan di sepanjang garis tengah jembatan yang diusulkan pada setiap dermaga dan pondasi abutment. Selain itu, untuk mendapatkan beberapa informasi tentang perubahan strata tanah di kedua sisi garis tengah jembatan, juga dilakukan beberapa pemboran seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4. Untuk menentukan pengaruh tanggul pendekat pada pondasi ujung, dua bor lagi B 1 dan B 2 pada kedua ujung jembatan pada ­jarak dua kali kedalaman di bawah alas pondasi terakhir harus diambil.

3 . Profil Bore-Log & Sub-Tanah:

Bore-log dibuat berdasarkan hasil pengeboran tanah yang menunjukkan sifat tanah, kedalaman dan ketinggian setiap lapisan mulai dari dasar atau permukaan tanah. Log bor terpisah harus disiapkan untuk setiap lubang bor. Tipikal bore-log ditunjukkan pada Gambar 2.5.

Dari hasil semua bore-log, profil sub-tanah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6 harus digambar. Profil sub-tanah ini akan memberikan gambaran menyeluruh tentang sifat lapisan tanah di sekitar dan di bawah fondasi seluruh jembatan.

 

 

4 . Pengeboran untuk Eksplorasi Tanah:

Pengeboran harus dilakukan dengan salah satu metode berikut:

(i) Auger membosankan;

(ii) Bor cuci;

(iii) Pengeboran Shell & Auger;

(iv) Membosankan perkusi;

(v) Bor putar.

 

5 . Metode Pengambilan Sampel:

Dua jenis sampel tanah harus diambil yaitu:

(i) Sampel terganggu dan

(ii) Sampel tidak terganggu.

Metode pengambilan sampel diberikan pada Tabel 2.1.

6 . Tes untuk Sampel Tanah:

Tanah Tanpa Kohensi:

(a) Tes Klasifikasi, densitas dll.

(b) Uji Lapangan

(i) Uji Beban Pelat

(ii) Uji Penetrasi Dinamis

(c) Tes Laboratorium

(i) Kekuatan geser — Tri-aksial

Tanah Kohesif:

(a) Uji Klasifikasi, densitas dll.

(b) Uji Lapangan

(i) Uji Beban Pelat

(ii) Kompresi Tanpa Batas

(iii) Uji Geser Baling-Baling

(iv) Uji Penetrasi Kerucut Statis

(c) Uji Laboratorium

(i) Kekuatan Geser —Tri-aksial

(ii) Uji Konsolidasi.

Penilaian Persediaan

Penilaian Persediaan

Apa itu Penilaian Inventaris? Metode Penilaian Persediaan mengacu pada metodologi yang digunakan untuk menilai persediaan perusahaan (LIFO, FIFO, rata-rata tertimbang) yang berdampak pada harga pokok penjualan serta berakhir sebagai persediaan dan oleh karena…

Read more