Teori ini berasal dari beberapa kontributor yaitu, Festinger, Heider, Homans, Jacques, Patchen, Weick, dll. Namun, kontribusi James Stacy Adams (1965) banyak dibahas dalam literatur tentang motivasi. Teori tersebut mengusulkan bahwa dalam lingkungan kerja, motivasi dipengaruhi oleh persepsi seseorang tentang seberapa adil dia diperlakukan dibandingkan dengan orang lain.

Teori ini juga dikenal sebagai ‘teori perbandingan sosial’ atau ‘teori ketidakadilan’. Secara perseptif, karyawan mencoba mengurangi ketidaksetaraan mereka melalui perbandingan semacam itu atau dengan membangun hubungan pertukaran hipotetis. Seorang individu memperhitungkan jumlah pekerjaan yang dia lakukan dan penghargaan yang sesuai yang dia dapatkan untuk hal yang sama dan kemudian membandingkan upaya dan penghargaan dari orang-orang yang ditempatkan serupa dalam organisasi.

Jika ekuitas ada, individu merasa baik-baik saja. Dalam kasus ketidaksetaraan, itu mendorongnya untuk bertindak untuk menciptakan kondisi ekuitas. Karena ketidaksetaraan mendorong tindakan, itu adalah motivator. Semakin besar ketidakadilan yang dirasakan, semakin besar motivasi untuk menguranginya.

Saat melakukannya, individu dapat membuat salah satu dari pilihan berikut:

(i) Mengubah atau mengubah input

(ii) Mengubah atau mengubah hasil

(iii) Mendistorsi masukan dan hasil

(iv) Mendistorsi masukan dan hasil orang lain (dengan siapa mereka membandingkan diri mereka ­sendiri)

(v) Pilih referensi yang berbeda (untuk membandingkan)

(vi) Menarik diri dari lapangan

Evaluasi teori:

Ini adalah teori motivasi kerja yang menjanjikan serta kepuasan kerja. Untuk alasan ini telah menghasilkan penelitian yang luas. Karena teori dasar bekerja pada persepsi dalam proses perbandingan sosial, secara default, dinamis, karena ketidaksetaraan dalam persepsi yang dirasakan memotivasi karyawan untuk memulihkan ekuitas.

Namun, teori ini dikritik karena hal-hal berikut:

(i) Rumit dan sulit diterapkan.

(ii) Persepsi sulit diukur atau dinilai.

(iii) Memilih ‘perbandingan’ lain mungkin tidak selalu benar.

(iv) Suatu faktor tertentu dapat menjadi masukan maupun hasil.

(v) Studi ini didasarkan pada eksperimen laboratorium daripada situasi kehidupan nyata ­dalam organisasi.

Pinjaman Non-Recourse

Pinjaman Non-Recourse

Apa itu Pinjaman Non-Recourse? Pinjaman non-recourse mengacu pada jenis pembiayaan untuk peminjam di mana mereka harus mengembalikan jumlah pinjaman terhadap keamanan, juga disebut agunan. Hal ini, pada gilirannya, meyakinkan pemberi pinjaman bahwa jika…

Read more