Beberapa kekuatan utama yang digunakan oleh buruh industri adalah: (1) Mogok (2) Boikot (3) Picketing dan (4) Gherao.

(1) Mogok:

Pemogokan menciptakan keretakan permanen antara manajemen dan pekerja dan juga menciptakan kepahitan di kedua sisi. Ketika pekerja secara kolektif berhenti bekerja di suatu industri, itu dikenal sebagai pemogokan.

“Itu berarti penghentian kerja oleh sekelompok orang yang dipekerjakan dalam suatu industri yang bertindak dalam kombinasi; atau penolakan bersama dari sejumlah orang yang sedang atau telah dipekerjakan untuk terus bekerja atau menerima pekerjaan; atau penolakan berdasarkan pemahaman bersama dari sejumlah orang tersebut untuk terus bekerja atau menerima pekerjaan”. (UU Perselisihan Industrial 1947, Bagian 2(a)).

Bagi serikat buruh, pemogokan adalah senjata paling ampuh untuk memaksa manajemen menerima tuntutan mereka.

Berikut adalah macam-macam strike :

(a) Pemogokan ekonomi:

Sebagian besar pemogokan pekerja adalah untuk lebih banyak fasilitas dan kenaikan tingkat upah. Dalam pemogokan ekonomi, buruh menuntut kenaikan upah, tunjangan perjalanan cuti, tunjangan perjalanan lokal, tunjangan sewa rumah, tunjangan kemahalan dan fasilitas lainnya seperti kenaikan hak istimewa dan cuti santai dll.

(B) Mogok Simpatik:

Ketika pekerja dari satu industri mogok karena bersimpati dengan pekerja dari industri lain yang sudah mogok, itu disebut mogok simpatik. Buruh industri gula boleh mogok karena bersimpati dengan sesama buruh industri tekstil yang mungkin sudah mogok.

(C) Tetap Dalam Mogok:

Dalam hal ini, para pekerja tidak absen dari tempat kerjanya ketika mereka mogok. Mereka tetap mengontrol fasilitas produksi tetapi tidak bekerja. Pemogokan semacam itu juga dikenal sebagai pemogokan ‘pen down’ atau ‘tool down’.

(D) Taktik Lambat:

Di sini, para pekerja dengan sengaja bekerja untuk mengatur dan melakukan pekerjaannya dengan sangat lamban.

(2) Boikot:

Para pekerja dapat memutuskan untuk memboikot perusahaan dengan tidak menggunakan produknya. Himbauan tersebut juga dapat dilakukan kepada masyarakat secara umum. Dalam kasus pertama, boikot dikenal sebagai primer dan dalam kasus sekunder kedua. Ini adalah metode koersif dimana manajemen dipaksa untuk menerima tuntutan mereka karena boikot mempengaruhi daya jual produknya.

(3) Piket:

Ketika pekerja dibujuk dari pekerjaan dengan menempatkan orang-orang tertentu di gerbang pabrik, langkah seperti itu dikenal sebagai piket. Jika piket tidak melibatkan kekerasan apa pun, itu sah-sah saja.

(4) Gherao:

Gherao dalam bahasa Hindi artinya mengelilingi. Pekerja dapat mengganggu manajemen dengan memblokir pintu keluar mereka dan memaksa mereka untuk tetap berada di dalam kabin seperti tahanan. Tujuan utama gherao adalah untuk memberikan siksaan fisik dan mental kepada orang yang digherao dan karenanya senjata ini sangat mengganggu ketenangan industri.

BPA vs CFP

BPA vs CFP

Perbedaan Antara CPA dan CFP Formulir lengkap untuk CPA adalah Akuntan Publik Bersertifikat dan dapat dikejar oleh calon yang bercita-cita untuk bekerja dalam hal-hal yang berkaitan dengan akun dan pajak sedangkan bentuk lengkap…

Read more